Absolute Music and Art –Sketch. 4

New cast: Park Shinmi

Park Nana story…

“Hahahahahahaha liat para mahasiswa baru itu, wajahnya terlihat culun-culun, hahahahaha.” Cheondung oppa menertawai para mahasiswa baru yang sedang menjalani ospek di lapangan kampus utama. Ia terlihat lebih bebas setelah putus dengan Hyori, tapi… kami tahu sebenarnya hatinya juga terluka.

“Yak oppa, bukannya kau juga harus mengikuti `ospek itu? Kau kan baru masuk S1, jadi harus ikut dong?” tanya Dain yang sibuk dengan pensil dan buku sketsanya.
“Oh.. benar juga ya. Yak… kenapa kau tidak ikut??” tanya Cheolyong oppa, “Lihat bahkan Joon hyung saja ikut ospek lagi. Aku salut padanya,”
Aku melihat wajah Joon yang serius memperhatikan teman-temanku yang sedang memberikan arahan kepadanya. Aku cukup terkejut mengetahui kalau dia hendak masuk S1 seni tari bulan ini. Kupikir ia sunbaenimku,, ternyata malah hoobaeku.
“Yak…. Bukannya kurang sopan kalau tidak memanggilnya oppa? Meskipun dia dibawahmu, tapi dia kan lebih tua darimu,” celetuk Cheolyong oppa sambil memencet hidungku.
“Ehehehehehe mianhanda, kan aku tidak sengaja. Kalau bertemu dia mungkin aku akan memanggilnya oppa,” jawabku sambil cengar-cengir, “Kau tidak akan cemburu kan kalau aku dekat dengan Joon oppa, Hwang Dain?”
“Hemmm tenang saja, aku tahu kalian akan lebih sering menghabiskan waktu bersama. Kamu mentornya kan?” ucap Dain tanpa mengalihkan matanya dari buku sketsa sama sekali, “Yang harus ditanyakan tuh Cheolyong oppa, bukan aku.”
Aku menahan tawa mendengar kata-kata Dain. Benar juga ya, oppa kan terkadang suka gampang cemburu. “Tidak apa-apa kan oppa?”
“Nee gwenchanaeyo…. Kalau kamu ngapa-ngapain nanti aku selingkuh sama Dain ya? hehehehe.” Goda Cheolyong oppa yang langsung kubalas dengan sikutan mautku.
“Dain-shhi…. Bagaimana hubunganmu dengan Seungho hyung? Apakah ada kemajuan?” tanya Cheondung oppa sambil melihat para mahasiswa baru dari jendela ruang musik tempat kami berkumpul bersama.
“Baik-baik saja, dia sering mengajakku kerumah untuk menebak instrumen piano yang ia mainkan. Sebenarnya agak membosankan, tapi… daripada berdiam diri dirumah kurasa itu hal yang menyenangkan.” Jawab Dain sambil menatap ke luar jendela juga, “Aigooo… yeoja yang berbaju abu-abu itu menjatuhkan gitarnya~!! Hyoni pasti tidak akan senang melihatnya,”
“Hyoni? Oh….. pacar barunya Byunghee hyung,” jawab Cheondung oppa, “Kalau dilihat lihat… dia agak lucu ya, pipinya tembam seperti bakpau. Akhir-akhir ini aku suka melihat yeoja yang berpipi tebal hehehe.”
Tiba-tiba ada satu orang grup mahasiswa yang baru diospek, mengetuk pintu dan masuk. Mereka berpakaian hijau dan memakai nametag bertuliskan ‘dancing is my life’
“Silyehabnida… kami mencari Park Sanghyun,” jawab salah seorangnya, “Kata teman kami Joon, ia melihat Sanghyun bersama kalian.”
“Nee aku Sanghyun, ada apa?” tanya Cheondung oppa sambil melompat dari pinggir jendela. Namun dalam sekejap anak-anak itu menarik tangan Cheondung oppa.
“Yak ada apa ini?!” tanya Cheondung oppa panik.
“Sanghyun-ah… kau harus ikut ospek, mentor kita yang menyuruh kau ikut ospek? Benar kan…. Nana sunbaenim?”

~~~~~

Cheondung story….

Damn it, sialan, menyebalkan~!!
Aku tak menyangka kalau Nana adalah mentorku di bagian seni tari, pantas saja dari tadi dia diam saja… ternyata dia yang menyuruh anak-anak itu menyeretku dan membawaku untung mengikuti ospek~!!
“Annyeong, Cheondung-ah.” Jawab Joon hyung yang sedang duduk disebelahku. Hah, penampilannya lucu sekali. Ia menggunakan baju warna hijau yang melambangkan jurusan, dan sepatu balerino berwarna hitam.
“Joon hyung, kau….. mau mendalami balet?” tanyaku sambil terus memperhatikan sepatunya.
“Ah Cheondung…. Hari ini ada test bakat dan aku hanya bisa membawakan tarian kontemporer dari luar negeri.” Jawab Lee Joon hyung, “Kalau kamu… mau melakukan penampilan apa?”
Aku mengangkat bahuku, “Mollaeyo… mungkin random dance saja atau mungkin break dance.”
Joon hyung mengangguk angguk, “Haahhh giliranku maju kapan sih? Lama sekali.”
“Yah maklum lah, panitianya hanya empat orang sementara mahasiswa barunya nyaris ribuan,” jawabku sambil menatap ke yeoja yang…. Loh itu kan anak berpipi tebal yang aku perhatikan dari lantai atas?
Hemmmm badannya kecil pendek, matanya terlihat besar karena dia pakai kacamata… tapi tetap saja pipinya berhasil mendesak kacamatanya, neomu kyeopta hihihihi…
“Shinmi-sshi… Shinmi-sshi…. nyanyikan satu lagu dooong~~” pinta teman-teman disekitar anak itu. Baju mereka berwarna merah yang menunjukkan identitas mahasiswa musik jurusan vokal, sementara yeoja yang bernama Shinmi itu memakai baju berwarna abu-abu, oooh mahasiswa baru music jurusan instrumen….
“geudae nal bala bwayo~ nan jeoldae kkeog-ijin anh-a… pogi hal su eobs-eo, geudaeleul hyanghaeseo sseuleojyeodo dasi il….. oh, jesonghabnida apa laguku mengganggumu?”
Aku tersentak saat ia bertanya seperti itu ketika aku sedang melihat permainan gitarnya, “Aniiyo… lanjutkan saja, aku tidak terganggu kok.”
Deg deg deg…. Kenapa jantungku jadi dugeun dugeun begini ya? apa tadi ia berhasil menangkap basah aku yang sedang memperhatikan dia? Ahhh malu sekali~~
“Ngomong-ngomong…. Namamu siapa?” tanya anak itu sambil mengangkat kacamatanya yang melorot, ia menengadahkan tangannya dan berkata, “Nan… Park Shinmi ibnida. Aku lahir tahun 94, kalau kamu?”
Oh 94 line? Masih muda sudah masuk S1? Sangat terlihat jelas aku aku hanya membuang waktu di D3, “Nan…. Park Sanghyun ibnida, tapi panggil saja Cheondung.”
Tiba-tiba ia menutup mulutnya dengan ekspresi yang terkejut, “Oh… Cheondung? Lulusan terbaik D3 instrumen violin tahun ini? Oh…. Apa aku harus memanggilmu sunbaenim? Pasti kau lebih tua dariku~”
Aku tertegun melihat tingkat laku anak itu, ia tiba tiba menjadi ribut sekali.. begitu juga dengan teman-temannya. Tapi, kenapa dia tahu tentang diriku? “Ah nee…. Aku lahir tahun 90, tapi panggil saja oppa. Soalnya kita seangkatan, akan aneh rasanya kalau memanggilku sunbaenim.”
Anak yang bernama Park Shimi itu menjabat tanganku dengan wajah yang antusias, “Nee oppa. Dan yang disebelahmu…. Pasti Lee Joon sunbaenim, lulusan terbaik D3 seni tari. Benar kan?”
“Oh nee…. Panggil aku Joon oppa saja ya, aku merasa tua kalau kau memanggilku seperti itu,” jawab Joon hyung sambil menunjukkan senyum kelincinya, “Oh aku dipanggil, permisi ya~”
“Nee~” jawab teman-temannya Shinmi dengan gembira, “Wah Joon oppa itu gominam sekali ya? keren deh, kurasa aku menyukainya~~”
Aku masih termagu menatapi Shinmi yang hanya mengangguk angguk tanpa suara dan melanjutkan permainan gitarnya, apa… dia tak tertarik dengan Lee Joon hyung?

~~~~~

Hwang Dain story…

“Kakimu….. kenapa??”
Aku terkejut melihat betis Joon sunbae yang mengeras dan penuh memar, apa para panitia mengerjainya ya?
“Gwenchana…. Ini karena aku sudah lama tidak menari temporer,” jawabnya sambil memijat mijat kaki, ia setengah tersenyum setengah meringis.. sehingga gigi kelincinya terlihat terus-menerus. Maunya apa sih?
“Mau kucarikan salep?” tanyaku, “Biasanya di rumah ada salep punya umma, ia pasti mau kok memberikannya sedikit untukmu.”
Ia menggeleng, “Aku baik-baik saja… jangan khawatir,” jawab Joon sunbae memastikan, “Jadi… mau pulang sekarang nih?”
“Ya sudah pulang saja secepatnya, nanti kalau terlalu malam dimarahi appaku lagi.” Jawabku sambil membawakan properti ospek yang ia buat. Setelah ia duduk menyalakan motor, aku naik sambil membawa barang itu dengan agak kesusahan.
“Ah… seandainya saja kau punya mobil, mungkin kau tidak akan serepot ini.” Jawabku memelas, “Kaja.”

…..

“Annyeong… Dain-sshi.”
Joon sunbae menelan ludah saat melihat orang itu sedang duduk manis di ruang tamu rumahku, begitu juga aku. Ahhh ottokke? Pasti ia takkan membiarkanku pulang bersama Joon sunbae lagi~
“Oh… apa kabar, Seungho hyung?” jawab Joon sunbae sambil menjabat tangannya penuh keakraban. Seungho oppa menyambut jabatan tangannya dengan senyum tersirat yang menyebalkan.
“Aku sangat baik, Joon-sshi…. waw, kalian pulang berdua….. malam-malam begini? Apa tidak dicurigai oleh orangtua mu hem, Dain-sshi?”
Aku mengeryit bingung, apa-apaan pertanyaan posesif itu? “Aku… memang selalu pulang bersama Joon sunbae kok, dia selalu mengantarku pulang kalau sempat.”
“Oooooh SELALU ya?” jawab Seungho dengan senyum asam yang dipaksa manis (?) “Lalu…. Kenapa kau tidak pulang segera Joon? Apa ummamu sudah pulang kampung sehingga kau merasa bebas jika pulang sesukamu?”
Wajah Joon sunbae mengeras setelah mendengar perkataan Seungho oppa, aku segera mengalihkan perhatian oppa. “Terus… mana umma dan appaku? Bukannya kalian tadi sedang mengobrol ya?”
“Appamu masih di ruang music kok, tadi kami berkolaborasi sebentar dan aku memutuskan untuk menunggumu di ruang tamu,” jawab Seungho oppa, “Tapi…. Aku tak tahu kalau kamu datang dengan seorang namja lain.”
“Wae wae?? Memangnya aku tidak boleh mengantar Dain pulang??” tanya Joon sunbae yang baru terdengar suaranya, “Urin…. Geunyang chingu. Apa ada masalah dengan semua itu??”
Tiba-tiba Seungho oppa maju dan menatapi Joon sunbae lekat-lekat, ia mendekati namja itu perlahan dengan mata yang menyeramkan. “Nee…. Karena kau terus-terusan mengajaknya pulang bersama… bahkan ia tidak membaca semua pesan dariku untuk mengantarnya pulang!”
“Ahhhh ige mwoya?!” teriakku tak sabar, “Kalau mau bertengkar, sana ke rumah masing-masing! Jangan di rumahku oke, aku capek dan malas mendengar kalian berdebat! Apalagi berdebat yang tak penting, ka.. ka~!!”
Aku mendorong kedua namja aneh itu keluar pintu depan, keluar pagar, mengunci semua pintu dan jendela. Ahhhhhh masalah pulang bersama saja diributkan, kenapa sih Seungho oppa itu?? Akhir-akhir ini dia makin aneh~

~~~~~

Park Shinmi story…

Astaga…. Namja yang sedang memperhatikan kami di jendela itu kelihatan keren…. Aku jadi ingin mengenalnya lebih jauh~~
Tapi…. Aku tidak cantik ataupun seksi, apa yang harus kulakukan??

“Cheondung? Park Sanghyun?” tanya Hyoni unnie. Aku dan unnie adalah sunbae dan hoobae saat masih SMA, dan aku tak menyangka kami bisa satu universitas di jurusan yang sama.
“Nee Cheondung oppa. Apa dia orang yang menyenangkan?” tanyaku di telepon. Aku masih teringat wajahnya yang memperhatikan permainan gitarku dengan tampang penasarannya, aigoooo neomu kyeowooo~~!!
“Bukannya dia sudah punya pacar ya?”
Nee? Mworago? Apa aku salah dengar? “Unnie….. jebal, jangan bercanda dooooong~~ nanti aku nangis nih.”
Hyoni unnie menghembuskan nafas panjang lalu berkata, “Yak…. Bisa tidak sih berhenti membicarakan namja? Sejak SMA kau tidak pernah berubah, Shinmi.”
“Ah… unnie juga selalu begini dari SMA, mengalihkan pembicaraan yang tidak kau sukai. Dasar unnie,” jawabku sambil memeletkan lidah. Biarlah, toh unnie tak melihat ini hehehehehe…
“Mollaeyo…. Yang dekat dengannya itu Bang Cheolyong alias Mir. Dia anak jurusan instrumen juga setahuku,” jawab Hyoni unnie, “Apa perlu kutanyakan ke Byunghee oppa?”
“Ah andwaeyo~!! Nanti dia malah meledek aku terus-terusan lagi, sudah tergambar jelas di wajahnya.” Jawabku pasrah. Ahhhh ottokke? Mana kami berbeda jurusan pula, bagaimana cara…
“Annyeong anak kecil…” aku terlonjak dan menjatuhkan HPku ketika kudengar Cheondung oppa memanggilku dari belakang.
“Ah Cheondung oppa, hehehehe jesonghabnida aku belu mematikan teleponnya,” aku langsung mengambil HPku buru-buru dan memutus pembicaraan dengan Hyoni unnie, “Nanti aku telepon lagi oke? Jaelgeo unnie.”
Aku mematikan HP dan menghadap ke arah Cheondung oppa, “Well….. pertunjukkan bakatnya sudah selesai? Kudengar tadi Joon oppa terjatuh berkali kali sampai dengkulnya memerah.”
Cheondung oppa mengangguk, “Nee… tapi aku tahu, ia memang sengaja jatuh karena ia melakukan tarian temporer. Tapi para panitia kurang mengerti tastenya, kasian sekali hyung.”
“Oh…..” jawabku canggung, “Ngomong-ngomong….. oppa sedang menunggu yeoja chingunya ya, kok belum pulang?”
Tak kuduga, Cheondung oppa mengeryitkan alisnya dan berkata, “Aku tidak punya pacar tahu, lagipula aku kan masih kecil~ belum boleh pacaran sama noonaku~~”
Hah, jawaban apa itu? “Ih oppa…. Aku serius nih. Bukannya oppa punya yeoja chingu ya?” tanyaku yang masih penasaran.
“Yeoja chingu ku banyak.” Jawabnya sambil tersenyum jenaka, “Ada Nana, Dain, dan teman satu kelompokku. Mereka yeoja chinguku loh, hehehehe.”
Aku menunduk sambil mengurut dahiku berkali kali, apa-apaan namja ini? Kenapa ia malah membuatku penasaran sih? “Ah jinjja…. Yasudahlah kalau tidak mau kasih tahu. Aku pulang ya, jaelgeyo~~”
Tiba-tiba Cheondung oppa menahan tanganku, “Yak anak kecil tembem….. kau ini masih pelajar apa mahasiswa sih? Masak pulang saja buru-buru, dasar anak kecil.”
Aku mengerutkan alis lebih dalam dan menghempaskan tangan Cheondung oppa, ANAK KECIL TEMBEM? Ah jinjja….. dia berhasil membuat wajahku merona di hari pertama ospek~~

Bersambung..