That Girl (2/2)

Author                                                  : Dewii Aprilya

Cast                                                       : Cho Jihyun, Lee Hyukjae, Cho Kyuhyun, Super Junior

————————————————————————————————————————————

Karena saat menari, yang ada di pikiranku hanyalah kehangatan Cho Jihyun, sama seperti hangatnya musim musim Semi”

———————————————————————————————————————————–

Jihyun memasuki Lift apartemennya di lantai 9 dengan sedikit kepayahan kemudian menekan tombol menuju atap apartmenen mewah itu. Peralatan lukisnya sungguh membuatnya kerepotan, tapi dia tetap saja bersemangat untuk membawa semua barang itu. Berbeda dengan Kyuhyun yang suka bernyanyi, Jihyun menyukai kegiatan menumpahkan cat diatas kanvas putihnya. Sudah seminggu dia resmi menjadi mahasiswa di Universitas Seoul jurusan Seni. Gadis itu mencintai segala sesuatu tentang lukisan dan faktanya dia memang berbakat memindahkan objek yang dilihatnya kedalam kanvas.

Ketika akan menginjakkan kakinya di puncak apartemen itu, langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok namja tinggi yang sedang berdiri menatap lurus kedepan, ada tatapan hangat dan kepuasan yang terpancar di wajahnya. Jihyun menyipitkan matanya mencoba mengenali pemilik tubuh tinggi itu, dan tersenyum saat melihat raut wajah salah satu personel Super Junior, si Dancing machine. Jihyun hendak menyapa Eunhyuk namun gadis itu mengurungkan niatnya saat melihat ekspresi namja itu. Dia menataap lurus kedepan dan membiarkan angin senja menyapu rambutnya, matanya terpejam seolah menikmati bisikan-bisikan angin musim semi yang membelainya.

Tampa sadar tangannya menggoreskan pensilnya diatas buku sketsa yang tidak pernah lepas dari tangannya. Matanya menatap lurus keindahan yang dipancarkan namja itu, terlihat begitu alami hingga membuatnya ingin mengabadikan momen itu. Jihyun mulai menggoreskan pensilnya dan sesekali melirik Eunhyuk yang masih tetap bergemning dengan posisinya. Beberapa saat kemudian, sketsanya mulai berbentuk dan begitu artistic. Gadis itu tersenyum belum pernah dia bisa membuat sketsa secepat ini, dia seolah menemukan jiwa dari hasrat melukisnya.

“Apa yang kau lakukan?? Kau menggambarku di buku itu??” sebuah suara berat mengagetkan gadis itu, jantungnya berdetak cepat saat matanya menatap wajah Eunhyuk.

“Maaf kalau aku mengganggumu, Hyukjae-ssi..” kata Jihyun mencoba menormalkan suaranya. Melihat sikap Jihyun yang terlihat salah tingkah entah mengapa membuat Eunhyk merasa geli, hingga dia tampa sadar memperlihatkan gummy smile-nya.

Deg

Jihyun mengerjap tatkala jantungnya berdetak cepat memompa darah keseluruh tubuhnya, matanya seolah enggan untuk berhenti menatap senyum itu. Tidak, ini tidak normal… bagaimana bisa jantungnya berdetak secepat ini hanya karena melihat senyum hangat seorang lee Hyukjae.  Jihyun melangkah mundur, mencoba menghirup oksigen yang entah mengapa terasa sulit ditemukannya sekarang.

“Gwencana.. Jihyun-ssi??” kata Eunhyuk dengan nada khawatir saat melihat keanehan di wajah adik Kyuhyun itu. Tampa disadarinya tangannya menyentuh hangat kening Jihyun yang sontak membuat gadis itu kelabakan.

“Gwencana.. Lee HyukJae-ssi” setelah mengatakan itu, Jihyun pergi dari tempatnya itu dan melangkah cepat meninggalkan Eunhyuk yang masih melongo.

Jihyun langsung memasuki Lift menuju apartemennya, dengan langkah cepat gadis itu masuk kedalam apartemennya. Dia langsung meneguk air dan mencoba menenangkan jantungya. Jihyun menyentuh dadanya dan merasakan jantung itu masih berdetak cepat setelah itu dia meraba pipinya yang terasa panas setelah menadapat sentuhan dari Lee Hyukjae. gadis itu bingung dengan apa yang dirasakannya, dia belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya. Jantungnya berdetak cepat saat melihat gummy smile itu dan entah mengapa tubuhnya menegang seolah mendapat jutaan volt setelah disentuh oleh si Namja bernama Lee Hyujae itu. Meskipun keadaanya seperti itu, tapi dalam waktu bersamaan ada kehangatan yang menjalar di hatinya. Kehangatan yang membuat matanya ingin melihatnya kembali, melihat senyum Lee hyukjae.

*********

 Eunhyuk berdiri di depan pintu apartemen Jihyun di lantai 9. Sesaat dia merasa ragu untuk membunyikan bel pintu itu, namun dia sedikit khawatir melihat reaksi Jihyun ketika mereka berada di atap ditambah lagi dengan buku Sketsa Jihyun yang terjatuh di atap. Namja itu menghela nafas panjang kemudian membunyikan bel. Wajah Jihyun langsung muncul di intercom dan gadis itu langsung mempersilahkan Eunhyuk masuk ketika namja itu mengemukakan alasan kedatnagnnya.

“Ini buku sketsamu.. kau menjatuhkannya tadi..” kata Eunhyuk sedikit gugup. Ada rasa sedikit geli di hati Eunhyuk, bagaimana mungkin seorang Lee Hyujae yang mewarisi sifat cassanova merasa gugup dihadapan seorang gadis sederhana bernama Cho Jihyun.

“Kamsahamnida.. Eunhyuk-ssi..”

“Kau tidak perlu memanggilku seperti itu, paggilan Oppa akan terasa lebih akrab..” jawan Eunhyuk. Jihyun mengagguk kemudian mempersilahkan Eunhyuk untuk duduk di sofa. Gadis itu masuk ke dapur dan beberapa menit kemudian keluar sambil membawa segelas jus strawberry.

“gomawo.. Jihyun-ah, kelihatannya kau sangat suka melukis..” kata Eunhyuk saat melihat beberapa lukisan di ruangan itu. ada lukisan bunga, rumah sakit, bahkan lukisan Kyuhyun saat bernyanyi juga terpampang di dinding apatemennya.

“tentu saja… Melukis adalah hidupku.. sama seperti kau yang begitu mencintai dunia tari, Oppa.” Eunhyuk tersenyum hangat mendengar penuturan Jihyun, senyum yang sontak membuat dada gadis itu bergemuruh. Suasana hangat mulai menyelimuti keduanya saat Eunhyuk mengemukakan candaan yang selalu membuat gadis itu tertawa lepas. Tawa yang selalu bisa menyihir seorang Lee Hyukjae.

“Kau kelihatannya sangat menikmati berada di atap gedung seperti tadi, Oppa..” kata Jihyun saat tawanya mulai reda setelah mendengar lelucon Eunhyuk.

“Karena terpaan angin di wajahku akan membawa pergi rasa penatku, menjernihkan pikiranku, dan memperbaiki moodku…” gumam Eunhyuk dengan tatapan menerawang seolah kambali merasakan belaian angin musim semi tadi. Akibatnya sungguh fatal bagi gadis itu, melihat ekspresi Eunhyuk malah membuat jantungnya berdetak cepat. Tidak, ini sungguh tidak normal…

“Jihyun-ah… Jihyun-ah..” panggil Eunhyuk sambil menggerakkan telapak tangannya di depan wajah gadis itu. Jihyun tersentak dan kembali merasakan rona merah di pipinya.

“Ne Oppa??”

“Gwencanayo?? Akhir akhir ini kulihat kau sering melamun..” kata Eunhyuk.

“Kau sering memperhatikanku, Oppa??” kata Jihyun dengan sedikit heran. Eunhyuk terlihat salah tingkah, namun dengan cepat bisa menguasai keadaan.

“Tentu saja… Kau yeoja pertama yang bisa menarik perhatian seorang Lee Hyukjae..” katanya mantap kemudian berdiri hendak pergi. “Jihyun-ah, aku mau kembali ke dorm… Yang lain pasti sedang mencariku, Annyeong…” namja itu melangkah pergi tampa mempedulikan tatapan heran Jihyun.

———————————————————————————————————————————–

 

Jihyun  terlihat sibuk menata peralatan lukisannya saat ponselnya berdering. Dia segera menjawabnya saat tertera nama Kyuhyun karena gadis itu tahu tabiat Kyuhyun  yang tidak suka menunggu.

“yeobseyo..”

“Yak! Kenapa lama sekali.. kau membuatku khawatir Cho Jihyun” bentak Kyuhyun. Gadis itu menjauhkan  ponselnya dari teinganya saat mendengar omelan Sang Kakak.

“Mian… tadi aku sedang sibuk. Baiklah Tuan Cho Kyuhyun narsis, ada apa kau menelfonku…” kata Jihyun denga nada mengejek, mendengar itu Kyuhyun hendak membalas perkataan adiknya namun segera disela oleh gadis itu. “waktumu 5 detik…. 5,4,3..”

“Arssso, Arasso… Gadis ini benar benar!!! Kau cepat ke Lantai 11… kami sedang merayakan selesainya SS4 Super Junior..” kata Kyuhyun dengan nada memerintah. Jihyun mendengus kesal.

“ne… 5 menit lagi aku sampai..” kata gadis itu kemudian berdiri dan langsung berjalan menuju keluar apartmen.

Selang beberapa saat kemudian gadis itu sudah berdiri di depan pintu apartemen SuJu yang penuh dengan coretan, gadis itu menekan bel dan tak lama kemudian Leeteuk membuka pintu dengan senyum lebarnya.

“Annyeong, saeng-ah..” sapa Leeteuk dengan nada ceria.

“Annyeong Oppa..” Jihyun memasuki apartemen itu dan terkejut saat mendapat tatapan dari semua Oppadeulnya. “waeyo??” tanyanya lugu. Dia terkesiap  saat melihat tubuhnya yang telah memakai piama tidur lengkap dengan sandal Hello Kitty yang sangat besar.

Seketika tawa semua member Super Junior meledak saat melihat ekspresi lucu Jihyun. “Mianhe oppa… karena terburu-buru, aku jadi tidak sadar kalau masih memakai piama.. jeongmal mianhe…”  katanya dengan nada lembut.

“Kau benar-benar lucu Jihyun-ah… Kau terlihat seperti malaikat. Aku jadi bingung, bagaimana bisa seorang iblis mempunyai saudara kembar malaikat..” Setelah berkata seperti itu, Donghae langsung berlari entah kemana.

“Yak!! Hyung!! Kau mengataiku apa?? Iblis!!” Kyuhyun mengambil ancang-ancang ingin menimpuk Donghae tapi si Tersangka sudah lenyap, bersembunyi di balik sofa. Semuanya larut dalam kebahagiaan, selain karena album keenam Super junior yang telah rampung dan siap dirilis, juga karena kehangatan keluarga yang mereka rasakan tidak pernah berkurang sedikitpun selama hampir 7 tahun mereka membentuk Super Junior.

Taka da yang menyadari perubahan raut wajah Jihyun, gadis itu masih sibuk mengartikan getaran aneh di dadanya saat melihat gummy smile Eunhyuk serta sebuah desiran yang dirasakannya saat tatapan mereka bertemu. Meskipun terasa aneh, tapi debaran itu memberikan kehangatan tersendiri di hatinya seakan dia telah menemukan sesuatu yang hilang dalam hatinya dan gadis itu menyukai perasaan itu.

Jihyun berdiri dan membersihkan sisa sisa makanan di meja saat pesta telah usai. Dia tersenyum hangat saat melihat semua member Super Junior tertidur di sembarang tempat dan dengan posisi asal-asalan. Kyuhyun tertidur di lantai dan menjadikan lengan Sungmin sebagai bantal, disisi lain Leeteuk tertidur di Sofa dengan kakinya berada di perut Donghae yang terlihat begitu nyaman di lantai dekat sofa. Kangin tertidur dalam posisi duduk berdampingab dengan Yesung yang tertidur di pundaknya. Di meja, Ryewook dan Siwon juga terlelap dengan tangan masih memegang gelas Soju.

Jihyun berjalan menuju kamar dan mengambil beberapa selimut dari lemari, gadis itu langsung menyelimuti Oppadeulnya satu persatu yang terlihat begitu nyenyak. Setelah itu dia berjalan menuju pintu, sudah tengah malam dan dia sudah mulai mengantuk.

“Sudah mau pulang??” sebuah suara berat mengagetkannya, Jihyun berbalik dan  melihat Eunhyuk.

“ne Oppa… ini sudah malam..”

“menginap saja disini… Kau sendiri di apartemen karena Shin Ahjumma pulang ke Busan, Kyuhyun juga sudah tidur…” jelas Eunhyuk.

“gwencana oppa… aku tidur di apartmenku saja.” Kata Jihyun, dia takut jika terus-terusan berada di dekat Eunhyuk akan berdampak buruk bagi jantungnya yang selalu berdetak cepat saat berada di dekatnya.

“kalau begitu tunggu sampai Kyuhyun bangun, baru kau kembali ke flatmu. Sementara itu, temani aku melatih beberapa gerakanku…” kata Eunhyuk ragu. Dia bingung mencari alasan untuk membuat gadis itu tetap berada di dekatnya, karena faktanya matanya enggan untuk melihat apapun selain Cho Jihyun.

“Tengah malam begini?? Apa tidak terdengar aneh…” gumam Jihyun. Eunhyuk tersenyum lalu menarik tangan Jihyun menuju ruang latihan yang ada di dorm itu.

“duduk disini… dan perhatikan gerakanku, aku mempunyai koreografi baru yang belum aku perlihatkan pada siapapun. Aku harap kau memberikan pendapatmu..” kata Eunhyuk. Namja itu kemudian menyetel sebuah music dari latopnya dan mulai menari. Namja itu mulai memperagakan setiap gerakan yang diciptakannya denga begitu indah dan eksotis, Jihyun hanya diam, begitu terpukau akan setiap lekukan yang di tarikan Eunhyuk ditambah dengan terangnya sinar rembulan malam itu, setiap gerakan Eunhyun terekam jelas di mata dan hatinya. Entah sejak kapan gadis itu mulai terpesona pada namja bernama Lee Hyukjae.

Music berhenti dan Eunhyuk berusaha mengatur nafasnya, mencoba mengumpulkan kembali tenaganya. “bagaimana menurutmu Jihyun-ah??”

“itu benar-benar bagus menurutku, Oppa!! Kau hebat….” kata Jihyun takjub. Melihat tarian Eunhyuk membutnya seperti  berada di padang Savanna di musim Semi. Saat matahari menghangatkan bumi, namun disaat bersamaan ada angin yang berhembus membelai wajahnya.

“benarkah??”

Jihyun mengangguk mantap. “Apa nama tarian itu, Oppa..??” Tanya Jihyun kemudian.

“Jihyun’s Spring..” kata Eunhyuk mantap.

“mwo?? Kenapa ada namaku??”

“Karena saat menari, yang ada di pikiranku hanyalah kehangatan Cho Jihyun, sama seperti hangatnya musim musim Semi.” Guamam Eunhyuk yang sontak membuat pipi gadis itu merona merah. Eunhyuk melangkah mendekati Jihyun da berbisik pelan di telinga gadis itu. “kau tahu Jihyun-ah, Kau gadis yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama” setelah berkata demikian, Eunhyuk berjalan meninggalkan gadis itu dengan senyum di wajahnya, sementara Jihyun masih sibuk menormalkan debaran jantungnya.

Jihyun masih terpaku di tempatnya. Keduanya tidak pernah menyadari bahwa ternyata semua adegan itu disaksikan oleh Kyuhyun.

***********

Semua member Super Junior sedang beristirahat di tempat latihan mereka di SM Building, peluh sedari tadi membasahi kening mereka setelah hampir 2 jam menari untuk peluncuran album keenam mereka.

“jangan dekati adikku seperti tadi malam Eunhyuk Hyung..” nada berat Kyuhyun memecah suasana penuh candaan itu.

“Itu bukan urusanmu.. ini hanya antara aku dan Jihyun” jawab Eunhyuk dengan nada sama dinginnya.

Kyuhyun berdiri dari tempatnya dan berjalan menghampiri Eunhyuk.”Dia adikku!! Dan tidak akan kubiarkan kau menyakitinya, Lee Hyukjae-ssi” kata Kyuhyun dengan sedikit emosi. Semua member yang sedari tadi diam mulai sedikit khawatir karena mereka kenal betul tabiat kedua orang ini.

“Aku tidak akan menyakitinya, Kyuhyun-ssi… Aku tulus pada adikmu!!” bentak Eunhyuk lalu membalas tatapan tajam Kyuhyun. Lee teuk segera menengahi pertengkaran mereka berdua.

“Kalian jangan seperti anak kecil..!! Semuanya bisa dibicarakan baik-baik” kata leeteuk.

“Tidak ada yang perlu dibicarakan Hyung. Tidak akan kubiarkan Jihyun mengalami nasib sama seperti yeoja-yeoja yang pernah kau kencani itu. Dimanjakan kemudian dibuang!!” kata Kyuhyun.

“Sudah kukatakan perasaanku pada Jihyun itu berbeda. Aku tulus menyayanginya…. Lagipula kita sudah saling kenal selama 6 tahun.. aku tidak mungkin menyakitimu adikmu, aku terlalu menyayanginya, Kyu” kata Eunhyuk mencoba menenangkan dongsaengnya. Semua member yanga da di tempat itu hanya diam, bingung harus mengatakan apa saat menghadapi dua orang yang begitu keras kepala tersebut.

“Tapi aku tidak bisa percaya padamu. Jika ini sudah menyangkut Jihyun, hubungan persaudaraan apapun tidak lagi berlaku untukku..” kata Kyuhyun dingin.

PLAK

Sebuah tamparan menghantam rahang kiri Kyuhyun. Semuanya terkejut melihat Leeteuk memukul dongsaengnya.

“jadi sedangkal itu pikiranmu tentang kami… Apa artinya kebersamaan kita jika kau tidak pernah mau mempercayai kami?? Kau membuatku kecewa Kyuhyun-ah” kata Leeteuk.

“Tapi ini mengenai adikku Hyung. Sedikit saja dia terluka, maka jantungnya bisa berhenti berdetak kapan saja. Dia tidak sesehat yeoja lain yang bisa menahan luka jika nanti dia disakiti oleh Eunhyuk Hyung. Setidaknya menjauhkannya dari hal-hal yang bisa membuatnya terluka adalah caraku untuk melindungi adikku..” Kata Kyuhyun. Akhirnya pertahanannya runtuh, meskipun terlihat begitu santai dengan penyakit Jihyun, tapi itu hanya actingnya ketika berada didepan gadis itu. Karena faktanya tidak ada yang  mengkhawatirkan kesehatan Jihyun sebesar dirinya.

Siwon yang sedari tadi diam melihat pertengkaran itu akhirnya mulai berbicara. “Bisakah kau jelaskan kepada kami maksud perkataanmu itu, Saeng-ah..”

Kyuhyun akhirnya menceritakan kondisi kyuhyun kepada kedelapan Hyungnya. “Jantung Jihyun tidak normal. Dia mengalami gejala gagal jantung sejak usianya 15 tahun, karena itu dia menetap di New York agar bisa lebih mudah menjalani pengobatan. Saat mendapat serangan, dia aka merasakan sakit di dadanya. Dan parahnya serangan itu bisa datang dan merenggut nyawanya kapan saja… Jika hatinya terluka, sama saja jika menyuruhnya untuk mati..”  jelas Kyuhyun. Semua yang ada di ruangan itu tidak bisa menyembunyikan kekagetannya, mereka hanya bisa diam membisu.

Eunhyuk berdiri dan melangkah meninggalkan tempat itu, dia tidak bisa menyembunyikan rasa sakit di hatinya jika menyadari bahwa gadis yang sangat disayanginya itu harus berjuang sendiri melawan penyakit mengerikan yang menggerogoti tubuhnya.

“Apakah Jihyun bisa sehat kembali??” Tanya Ryeowook.

“Hanya jika dia memperoleh jantung baru..” jawab Kyuhyun. Mereka semua menghela nafas panjang.

Suasana hening itu berubah saat Taemin berlari menghampiri mereka denga wajah panic. Namja muda itu kemudian menormalkan pernafasannya dan mulai berbicara. “Kyuhyun Hyung!! Cepat ke bawah.. Jihyun Noona pingsan di Lobby…”

“Mwo??”

—————————————————————————————————————————————

Kyuhyun dan semua member Super Junior terlihat gusar di depan ruangan ICU. Namja itu hanya mencengkram ujung kaosnya untuk melampiaskan kekhawatirannya. Sementara EUnhyuk hanya melamun di ujung lorong rumah sakit, bayangan hidup tampa melihat wajah Jihyun memberikan rasa sakit yang luar biasa di dadanya. Beberapa saat kemudian kedua orang tua Kyuhyun datang dengan wajah panic, setelah mendengar jihyun pingsan mereka langsung memesan tiket menuju Seoul.

Dokter keluar dari ruangan ICU dan disambut rentetan pertanyaan dari orang-orang yang sangat menyayangi Jihyun itu. “Bagaimana keadaan Jihyun dokter..”

“Untuk saat ini kami masih bisa mengatasinya, tapi jika serangan itu datang lagi… kami tidak bisa menjanjikan apapun. Jika jihyun tidak mendapat jantung baru, dia mungkin tidak akan bertahan lagi…” kata Dokter dengan nada berat. Kyuhyun menangis, merasa gagal melindungi satu-satunya adiknya sementara leeteuk hanya bisa memeluk dongsaengnya dan berharap semuanya akan baik-baik saja.

Ny. Cho sudah sedari tadi menangis dipelukan sang suami, ibu mana yang hatinya tidak hancur jika melihat Puterinya menghadapi penyakit seganas ini. “bisakah kami menemui Jihyun Dokter??” Tanya wanita itu.

“Tentu saja… Jihyun sudah sadar, hanya saja dia harus dirawat di Rumah Sakit untuk lebih agar kita lebih mudah mengawasi keadaannya..” kata DOkter kemudia berjalan pergi diikuti oleh seorang perawat.

Kyuhyun daan keluarganya masuk ke ruang rawat Jihyun. Mereka disambut oleh senyuman hangat Jihyun meskipun wajahnya masih terlihat pucat. “Annyeong Appa, Eomma, apakah kalian tidak lupa membelikan oleh-oleh untukku?” kata gadis itu dengan nada lemah.

“tentu saja… kau bisa memakainya saat kau sembuh nanti, arachi??” kata Eommanya denga nada lemah. Wanita tua itu tidak ingin membuat Jihyun lebih menderita dengan melihat kesedihan keluarganya.

Kyuhyun berjalan mengahmpiri Jihyun kemudian memeluknya. “Kau harus kuat, Ji. Setidaknya sampai kami menemukan jantung yang cocok untukmu..”

“Tapi rasanya sungguh sakit, Kyu. Bisakah kalian merelakanku pergi… rasanya aku sudah tidak tahan..” kata Jihyun lemah yang sontak membuat ketiga orang itu menangis pilu.

**********

Kyuhyun melangkah memasuki dormnya dengan langkah gontai. Sudah 4 hari dia menemani Jihyun di Rumah sakit, tapi kondis gadis itu semakin lama semakin buruk, sepertinya Cho Jihyun sudah menyerah pada penyakitnya. Dia duduk di sofa kemudian Eunhyuk datang dan menemaninya di ruangan itu.

“Apakah Jihyun baik-baik saja?? Kenapa dia tidak mau menemuiku..”  kata Eunhyuk dengan nada putus asa. Sudah 4 hari dia berusaha menemui gadis itu namun Jihyun selalu menolak bertemu dengannya.

“Itu karena dia tidak ingin terlihat lemah didepanmu… Dongsaengku sudah membuat ruang khusus dihatinya untukmu…” kata Kyuhyun. Akhirnya dia menyadari kesalahannya dan mulai bisa merubah pemikirannya saat melihat bagaiamana Jihyun melukis Eunhyuk. Dia juga menemukan ketulusan dimata Lee hyujae. Namja itu hampir setiap hari datang mengunjungi Jihyun di rumah sakit, meskipun adiknya tidak mau menemuinya namun Hyungnya masih tetap datang walaupun hanya duduk dan mengawasi Jihyun di depan kamarnya.

“Benarkah??”Raut wajah Eunhyuk berubah menjadi lebih bersemangat.

Kyuhyun mengangguk. “Ne.. Dia melukismu  di kanvas dan juga hatinya. Aku harap kau tidak melukainya, Hyung..”

“Aku berjanji tidak akan melukainya Kyu… Karena aku mencintainya dengan apa adanya dia..”

Kyuhyun menepuk bahu Eunhyuk. “Aku percayakan Jihyun padamu…”setelah mengatakannya Kyuhyun beranjak dari tempatnya dan memasuki kamarnya.

**********

Jihyun duduk dan bersandar di tempat tidurnya, matanya terpejam menikmati alunan music dari earphone di telinganya. Untuk sesaat gadis itu mengeluarkan nada-nada merdu dari mulutnya mengikuti lirik yang didengarnya hingga dia tidak menyadari seseorang berjalan mendekati tempat tidurnya dan sedari tadi berdiri menatapnya tampa berani bersuara. Jihyun membuka matanya dan terkejut saat melihat EUnhyuk yang menatapnya tajam.

“Oppa!!”

“sampai kapan mau menghindariku, Cho Jihyun” kata Eunhyuk. Jihyun menghela nafas panjang, berusaha mengendalikan perasaannya.

“Aku tidak menghindar Oppa… Hanya berusaha mengembalikan semuanya ketempat semula..” gumam gadis itu.

“Apa maksudmu??” Tanya Eunhyuk.

“kau tahu bagaimana keadaanku kan?? Kau tidak boleh menaruh perhatian lebih pada gadis sepertiku.. Jebal, jangan mencintaiku oppa” Lirih Jihyun. Raut wajah Eunhyuk berubah derastis, hatinya perih mendengar nada putus asa dalam suara Jihyun.

“Kau tidak berhak melarangku untuk mencintai siapapun juga.. Apa kau pikir hatiku punya tombol RESET yang bisa dengan mudah menghapus semua perasaanku… Jika kau tidak bisa membalasnya, setidaknya jangan menghindar seperti ini..” kata Eunhyuk, ada sedikit emosi dalam nada suaranya.

Jihyun perlahan mulai meneteskan air matanya. Oh Tuhan, seandainya saja dia tidak memiliki penyakit ini.. “Aku menghindar bukan karena aku tidak membalas perasaanmu, tapi aku mencoba untuk menghilangkannya… Kau tahu, berada di sampingmu dan melihat senyumanmu membuat jantungku berdetak keras, mendapat sentuhan kulitmu dapat membuat suhu tubuhku berbubah drastic.. tapi aku tidak bisa melakukan apapun selain menghapusnya.. karena gadis sepertiku tidak pantas untukmu, kau terlalu berkilau untuk yeoja yang akan segera menemui ajalnya..”

“Cho Jihyun!! Jangan mengatakannya seolah-olah kau akan mati..” bentak Eunhyuk.

“Kau harus menyadarinya Oppa!! Aku akan….” Apa yang ingin dikatakannya terhenti saat mulut Eunhyuk membungkamnya. Namja itu mencium Jihyun dengan perlahan dan takut melukai yeoja rapuh itu. tampa disadarinya air mata jihyun sudah membasahi mulutnya. Eunhyuk menghentikan ciumannya dan menatap gadis itu kemudian menghapus bulir-bulir cairan bening itu.

“Kau akan sehat Jihyun-ah… Kau hanya perlu bertahan sampai kami menemukan Jantung baru untukmu. Kumohon.. bertahanlah demi diriku, karena kehilanganmu mungkin akan memberikan luka untukku..” kata Eunhyuk, matanya menatap intens mata  gelap milik Jihyun.

“Oppa..”

“Lakukan itu demi keluargamu, Super Junior, dan demi diriku..” kata Eunhyuk mengulangi perkataannya. Dengan perlahan tapi pasti Jihyun mengangguk.

“gomawo..” Eunhyuk memeluk Jihyun erat.

“aku akan bertahan Oppa… Aku akan tetap hidup..”  kata Jihyun mantap. Eunhyuk mempererat pelukannya.  Beberapa menit mereka hanya diam dan menikmati kebersamaan mereka. Eunhyuk melepas pelukannya kemudian menatap Jihyun.

“Kata Kyuhyun kau melukisku… Diamana lukisannya?? Aku penasaran ingin melihat ketampananku..” katanya bangga. Jihyun tersenyum mencibir kemudian menjawab.

“Dosenku membawanya pergi. Katanya ada pameran di kampus dan dia ingin memajangnya..” jelas Jihyun. EUnhyuk mendnegus kesal.

“Seharusnya kau tidak melakukan itu?? bagaimana jika semua wanita akan pingsan saat melihat ketampananku di dalam lukisanmu… ckckck” Jihyun langsung mencubit lengan Eunhyuk.

“Kau bahkan lebih narsis dari Kyuhyun..” kata Jihyun. Gadis itu kemudian melanjutkan perkataannya. “Oh iya oppa… Jihyun’s Summer… aku ingin nmelihatmu menarikannya lagi..” kata Jihyun.

Eunhyuk tampak berfikir sebelum menjawab pertanyaan gadisnya. “Aku akan menarikannya saat perilisan album Keenan Super Junior. Karena itu kau harus sembuh sebelum albumnya dirilis. Arasso??”

Jihyun menganggu mantap. “Arasso!!”

————————————————————-THE END———————————————

EPILOG

Ruangan Seni universitas Seoul tampak begitu ramai. Para pengunjung penasaran ingin melihat hasil karya para mahasiswa Jurusan Seni Lukis dari universitas terkenal itu. Seorang lelaki tua dengan tongkat di tangannya tampak sibuk mengamati setiap karya yang terpampang di dindingnya. Pandangannya terhenti saat melihat sebuah lukisan di sudut ruangan ini.

Sebuah lukisan dengan objeknya seorang namja yang sedang menari dengan begitu lentur di terangi oleh cahaya rembulan. Guratan cat itu berhasil menyihir siapapun yang melihatnya seolah semua keindahan di malam itu telah terhisap dalam setiap tarian yang diperagakan si Namja dalam objek lukisannya.

Lelaki tua itu mendekatii Profesor Kim yang sedang memandangi lukisan tersebut. “Siapa pelukisnya, profesor..” Profesor Kim terkejut dan langsung memberikan hormat pada si Namja Tua.

“Tuan Kang Sae Yoon… Terima kasih karena mau mampir di pameran ini. Aku tidak menyangka seorang Menteri Kebudayaan Korea Selatan mau meluangkan waktunya demi mahasiswa kami..” kata Professor Kim. Menteri Kang tersenyum hangat.

“Sebuah karya besar berawal dari para generasi muda. Oh iya, siapa pelukisnya… aku tertarik ingin memiliki lukisan indah ini..”

“Seorang mahasiswa bernama Cho Jihyun. Tapi Maaf Menteri Kang, lukisan ini tidak dijual… Semua karya disini bisa dijual kecuali yang ini..” jelas Profesor Kim. Menteri kang tersenyum puas sambil menatap lukisannya.

“Indah sekali… Ada perasaan hangat saat melihatnya. Oh iya Professor, apa nama Lukisan ini??” tanyanya penasaran.

“The Dancing Machine..”

———————————————–THE END Of EPILOG—————————————————-