Title : Munbae, My Boyfriend

Author : Fireyn

Genre   : Romance, Action

Length  : One Shoot

Cast      : Chansung 2PM, Sohee WonderGirls, Hyelim WongerGirls, Suzy MissA, and other as cameo

FIREYN ©ALL RIGHT RESERVED
ALL PARTS OF THIS STORY IS MINE! NO OTHER AUTHORS! PLEASE DON’T STEAL, COPY AND RE-POSTING WITHOUT CONFIRM AND HOTLINK! NO BASHING!
DON’T PLAGIARIZE!

TOLERATE ALL TYPO AND GRAMMATICAL ERROR PLEASE

ALL SIN THAT YOUR BUSSINES
KEEP COMMENT AND NO SILENT READERS HERE PLEASE!

 

Oppa ini apa-apaan sih? Kan ak sudah melakukannya dengan baik! Anak lain tak ada yang dimarahinya. Kenapa aku?

                “Hanya sebegitu kemampuanmu?” Chansung Oppa meneriakiku. “Apa tak ada energi lagi yang tersisa? Inikah power seorang yang karateka yang sudah berlatih 2 tahun? Hanya ini?”

Oppa menyentakkan tanganku. Bodoh, kenapa Sunbae ku seperti ini? Tak adakah sunbae lain yang baik hati yang mau melatihku? Aigo..

                “Kenapa kau melamun? Tak ada kerjaan? Cepat!!!!!”

“Sunbae, ajari aku yah? Aku tak mau diajari oppa seperi itu!” Aku berlari ke arah Taecyeon Oppa yang kebetulan lewat sambil minum. Aku menunjuk-nunjuk Sunbae Chan yang melipat tangannya di depan dada. Sepertinya marah.

“Kenapa aku? Kau harusnya bersyukur mendapat pelatih seperti Chansung. Ia kan karateka terbaik di sekolah ini,” jawab Taecyeon sambil meringis. “Chan, muridmu disini.”

“Biarkan saja hyung.  Anak itu bandel sekali.”

“Aku latihan sendiri saja!” Aku berlari ke pojok dojo. Menatap manikin dan mulai meninjunya.

“Hei kau! Kau meninggalkan sunbae mu dan memilih berlatih sendiri? Itu termasuk tindakan tak sopan! Setelah semua pulang kau harus membersihkan dojo. SENDIRIAN!”

Aku malas mendengar ocehan sunbae menyebalkan itu. Huh, kalau menyuruhku seenaknya harus ada bayaran. Duk! Hahaha aku menendang tulang kering sunbae menyebalkan itu. Seketika itu juga aku berlari menjauh.

“YAA!! SOHEE….”

Aduh telingaku gatal mendengar teriakan itu. Hihihihi. Aku menyusul teman-teman lain yang sudah di ruang ganti.

“Aduh Sohee, kau masih tetap romantins dengan sunbae Chan ya..” kata Lim menggodaku.

“Iya, enak sekali jadi Sohee. Sunbae Chan yang mengajari. Kau tau banyak yeoja di dojo ini iri padamu lo. Sunbae Chan itu keren dan menarik para yeoja.“ Kali ini suara Suzy. Suzy dan Hyelim ini sahabat dekatku. Tapi entah kenapa anak ini juga suka menggodaku karena sunbae menyebalkan.

“Apa-apaan kalian ini? Mau aku lempar doggy ku ini? Ini bau lo! Siapa bilang juga kalau hidup dilingkupi orang seperti sunbae itu menyenangkan,” kataku sambil berganti baju.

“Aduh Sohee kecil kita menyangkalnya. Tapi jangan mengelak kalau kau juga menyukainya?” kata Suzy lagi.

Aduh, sial pipiku terasa panas. Aku tak tahu ini karena marah atau malu. Yang jelas mana mungkin aku menyukai namja menyebalkan macam Sunbae Chan.

“Yaa, Sohee, kau tahu pipimu merah. Kau beruntung Sohee. Sunbae Chan selalu memerhatikanmu.”

Memerhatikanku? Apa itu kata yang tepat ketika sesorang terus-terusan meneriakimu? “Sudah ya, kalian pulang saja dulu. Aku dapat tugas dari orang yang menurut kalian memerhatikanku. Apa namanya memerhatikan kalau terus meneriakiku?”

“ Apa yaa??” teriak mereka bersamaan. Aku sebal. Kutinggalkann mereka semua dan berjalan keluar.

Ya Tuhan… Orang ini maunya apa? Sunbae Chan sudah menungguku sambil berkacak pinggang. Kuperhatikan memang sih Sunbae Chan manis. Tapi jangan tanya kelakuannya yang anarkis itu.

“Cepat kerjakan!”

“Iyaaa… Sunbae jelek!” Aku berlari. Aku tahu sunbae juga sedang mengejarku sambil mengepalkan tangan. Hahaha.

Aduh dojo ini begitu luas. Aku harus membersihkan seluaruh dojo sendirian.Untunglah semua sudah selesai. Aku ingin pulang tapi harus menunggu Sunbae datang dan mengizinkanku pulang kalau tidak aku bisa jadi kimchi busuk.  Sedangkan Sunbae entah sedang kemana. Aku duduk di kursi yang ada di ruang ganti dan mencoba tidur sejenak.

Kau tahu, kadang yang terlihat masih menyimpan rahasia. Kenyataan tak pernah bohong, hanya saja kenyataan pandai memanipulasi. Hati ini berkata lain dan kenyataan yang mengubahnya. Kalau saja aku berani… Kalau saja.. seandainya… aku tak sepengecut ini dan mengatakan padamu NADO SARANGHAMNIDA…

                Aku terbangun. Mataku masih setengah terbuka dan mendapati Sunbae Chan berlutut di samping kursiku. Ia sepertinya sedang menaruh sesuatu di sebelahku.

Lalu tiba-tiba wajahnya mendekat. Perlahan. Ada senyum mungil terkembang di wajahnya yang manis. Aku tersadar sepenuhnya. Mataku terbuka lebar. Sunbae buru-buru berdiri dan meraih botol minuman yang sebelumnya ada di sebelahku. “Eh, itu tadi ada nyamuk disana,” kata Sunbae gugup.

Boleh aku bersumpah kalau dia tadi hampir menciumku? Ya Tuhan. Pipiku panas dan aku yakin ini malu sekaligus marah.

Sunbae Chan memalingkan wajahnya dariku. Aku sudah akan pergi ketika Sunbae meraih tanganku. “Ayo temani aku makan!”

Aku gugup. Serius ini bukan gayaku untuk gugup. Tapi semua orang pasti gugup setengah mati kalo ia baru saja tahu ada orang yang sepertinya akan menciumnya. “Tapi….”

“Aku yang bayar. Ini belum terlalu sore. Aku juga tak mau makan sendiri”

Akhirnya aku mengangguk pasrah. Sunbae mengajakku makan di sebuah kedai ramen. Aku makan dalam diam. Aku melirik Sunbae, saat ini ia sedang makan pring keempay. Gila Sunbae satu ini kenapa makannya banyak amat! Aku menatap mangkokku. Ini pun belum habis-habis.Aku segera menghabiskan makananku. “Sunbae, aku pulang dulu. Terimakasih atas makanannya.”

“Oh, ya. Jangan lupa besok datang lebih awal saat latihan dan bersihkan dojo!”

Aku tak mau menghiraukan sunbae menyebalkan itu dan melenggang pergi.

Keedokan harinya aku masuk sekolah seperti biasa. Hanya saja Suzy dan Lim merasa aneh denganku yang tumben tak bertengkar dengan Chan. Memang Chansung itu kakak kelasku, tapi kami sering bertemu dan kalau bertemu bisa dipastikan bertengkar.

“Kamu kenapa dengan oppa keren?” tanya Lim. Whoot? Oppa keren? Ya Tuhan, Lim ini terlalu ada-ada saja.

“Tak apa, kenapa memangnya?”

“Kenapa kau tak bertengkar lagi dengannya?” tanya Suzy.

“Lim dan Suzy sayang, kalian tahu kan kalau aku sangat tak suka dengan sunbae? Jadi wajar dong kalau kami perang dingin.” Mereka diam dan tak membuka suara lagi. Selanjutnya hari berlangsung normal. Penuh canda dan cerita.

Siang menjelang dan artinya aku harus pergi ke dojo seperti kebiasaan. Biasanya aku akan datang paling awal dan melewatkan makan siangku. Aku selalu datang nomor 2 setelah Sunbae Chan. Aku akan berlatih terlebih dulu bersama Sunbae. Entahlah aku tetap ingin datang awal dan berlatih walau Sunbae-nya galak seperti itu. Kali ini tak akan aku datang awal.

Masih jelas mimpi kemarin di telingaku. Itu suara siapa ya? Ya tuhaann… sebelum memikirkannya terlalu keras, aku akan makan siang dan datang ke dojo dengan terlambat. Hahahaha.

“Annyeong… Aku datang..” Aku masuk dan melihat Sunbae sedang melirik ke arahku. Deg. Sunbae sedang mengajari Taeyeon yang ganjen setengah mati itu. Tapi kenapa aku merasa sedikit tak terima ya?

“Sohee.. Kemana saja kau?” Suzy menatapku lalu melirik gugup pada Sunbae Chan dan Taeyeon.

“Aku makan siang dulu. Jeongmal mianheyo. Sudah ya aku akan ganti dulu.” Aku berjalan ke ruang ganti. Lalu keluar dan memutuskan berlatih dengan JR.

“Noona, kau dengan Hyung kenapa? Rasanya aneh tak melihat kalian bertengkar dan saling kejar-kejaran,” kata JR. Aigoo, anak ini benar-benar kyeopta.

“Hahahaha.”Pertanyaan JB hanya kutanggapi dengan tertawa renyah. Aku lalu meninju lengan JR.

“Aigoo, tinju seperti inikah yang masih diprotes hyung? Jujur noona, tinjumu terlalu keras untuk ukuran yeoja. Aish..”

“Benarkah sakit? Jadi aku bisa meninjumu kalau kau nakal! Hahahaha.”

“Noona…”

“Hey yang disana! Dojo bukan tempat untuk bicara! Dojo tempat untuk melatih fisik. Cepat latihan!”

“Kau tahu tak, Noon. Ketika latihan hari ini dimulai, Hyung sudah marah-marah tak jelas. Padahal biasanya hanya kau yang dimarahinya. Ayolah noon, serap aura negatif pada hyung!”

Aku terdiam. Benarkan Sunbae berubah? Apa gara-gara kejadian kemarin? Ah, pastinya bukan. Aigoo Sohee, lupakan itu.

Aku mengelap keringat setelah latihan. Kalau kupikir hari ini aku tak menghasilkan banyak keringat. Tak ada yang menempaku terlalu keras seperti yang Sunbae Chan lakukan.

“Suzy, Lim, ayo pulang…”

“Ayo…” jawab mereka semangat. Namun ketika kami sudah mencapai pintu dan bersiap keluar seseorang memanggil Suzy dan Lim.

“Suzy, Lim, boleh aku minta tolong sebentar?”

“I..Iya sunbae. Apa?” tanya Lim.

“Kalian bisa tidak meninggalkan kami berdua? Aku ingin bicara sebentar dengan Sohee. Sohee aman bersamaku.”

“Sohee, kami duluan ya. Sunbae. Anyyeong.”

Kini tinggal aku dan Sunbae Chan. Matanya sedang menatapku lekat-lekat. Kubalas tatapan Sunbae walau jujur kalau aku gugup.

“Kenapa kau menjauhiku?” tanyanya.

“Aku tak menjauh. Sunbae yang mencari jarak.”

“Kenapa kau bicara seperti itu?”

“Sudahlah lupakan.”

“Sohee..” Nada suara ini… Nada suara ini sama sekali tak pernah kudengar dari mulutnya. “Maafkan aku kalau aku justru membuatmu benci padaku. Maaf. Hanya cara seperti itulah usahaku untuk melindungimu. Maaf. Nado saranghamnida, Sohee-ya.Aku pergi. Kau akan tertawa bersama JR.” Sunbae yang tadi lebih dekat posisinya dengan pintu membalikkan badan dan mulai melangkahkan kakinya.

Aku akan menyesali ini. Bodoh, justru kau akan menyesalinya kalau tak mengatakannya, Sohee.

                “Oppa, aku juga menyukaimu.”Aku berteriak segera sebelum Sunbae Chan pegi. “Jadi jangan salah paham. Aku menganggap JR sebagai adikku dan begitu pula sebaliknya.”

Sunbae menghentikan langkahnya. Diam. Entah apa yang akan dilakukannya.

Ia berbalik. Berjalan ke arahku dan memelukku erat. Sangat erat. Jujur saja aku sampai sesak dibuatnya.

“Berhenti, kau membuatku sesak napas! Uhuk uhuk.” Aku memukuli dadanya.

“Benarkah? Kalau begitu, apa ini bisa mengobatinya?” Pelan-pelan Sunbae mendekatkan wajahnya. Sama seperti waktu itu, ia tersenyum maniss sekali. Bisa kurasakan hembusan napasnya. Bisa kudengar detakan jantungnya yang berpacu. Jantungku pun berpacu. Aku menggenggam erat bajunya dan Sunbae mempererat pelukannya. Aku menutup mata.

“Ehem…” Aku menoleh. Mendapati wajah Suzy dan Lim yang semerah kepiting rebus. Aku mendorong Sunbae untuk menjauh.

“Wae?” Aku melirik ke arah pintu dan Sunbae pun paham. “Oh, halo Suzy halo Lim!”

“K..kami hanya i.. ingin mengambil barang yang ketinggalan.” Sumpah, pasti perasaan mereka terpadu dari rasa kaget, malu, tak percaya dan gugup.

“Oh, kalau begitu silakan,” jawab Sunbae. Mereka berdua segera berlari ke ruang ganti. “Dua kali aku mencoba, dan selalu gagal.” Sunbae tersenyum padaku.

Aku meninjunya di dada. Kujamin pasti sakit karena ia mengeluarkan suara seperti ‘erkh’.

Tuk… Sentilannya (?) mengenai dahiku. “Uq, sakit Sunbae!!”

“Aish, kenapa kau masih memanggilku sunbae? Panggil aku Oppa! Dengan penuh kasih sayang. Kalau sedang di dojo, baru panggil aku subae. Tapi dengan penuh kasih!”

“Memang aku sudah bilang aku akan menjadi yeoja-chingu mu?”

Tuk.. Ia menyentilku lagi. “Apa yang kau bicarakan? Panggil aku dengan hormat!” Orang ini ya!

Hari ini hari minggu. Aku ada latihan pagi di dojo. Kali ini aku sengaja berangkat sangat awal karena kau tahulah alasannya kenapa hahahaha.

Sesampainya di dojo, Oppa sudah menungguku. “Apa saja yang kau lakukan? Kau terlambat 15 menit!”

“Sudahlah Chan. Hari juga masih pagi,” tanggap Taecyeon Oppa.

“Anak ini tak akan kubiarkan, Hyung!” Tepat ketika ia akan menjitakku aku berlari menghindar. Jadilah agenda kejar-kejaran rutin kami terlaksana. Setelah beberapa kali putaran, aku melihat Lim dan Suzy datang.

“Yaa, tolong aku..” Kulihat mereka hanya meringis penuh simpati.Bisa kutebak mereka masih shock dengan kejadian kemarin.

“Hey, Sohee. Kau bisa berhenti bermain kejar-kejaran dan berpacaranlah denganku!” Langkahku terhenti. Ternyata seorang pemain basket bernama Seung Ri yang bicara.

Oppa juga berhenti. “Apa kau bilang? Tidak boleh! Sohee sudah menjadi milikku!” katanya sambil menlingkarkan tangannya erat ke bahuku. “ Tidak ada yang boleh berpacaran dengannya! She is my girl!” Ya tuhaan, apa perlu se frontal itu?

“Sunbae…….”

“Oh ya, semua juniorku di dojo ini harus memanggilku Hwang Sunbae! Panggilan istimewa Sunbae Chan hanya boleh digunakan Sohee! Titik!”

“Hahahahaha, Laughing everybody!” Aku berusaha mencairkan suasana. Oppa mempererat rangkulannya.

Semoga ini bertahan… Sampai nanti

 

Ini udah pernah di publish di blog pribadi aku, dengan versi yang sama di http://wesetthefire.wordpress.com/2012/06/03/fanfiction-my-sunbae-my-boyfriend/ kalo sempet dan mau, boleh kok mampir J