Image

Title                 :           Our Destiny
Author             :           Tam.P
Cast(s)             :           – Yang Yo Seob (BEAST)
                                        – Park Geun Hee (OC)
Length             :           Ficlet (1.295 words)
Genre              :           Romance, Sad
Rate                 :           PG15
Disclaimer       :           Saya tidak mengambil keuntungan dari FF ini. Yang Yo Seob adalah member              dari BEAST. Dan Park Geun Hee adalah OC milik saudara saya Jessica. Lalu plot dan alur cerita semua murni milik saya.

Tentang cinta,
Tentang penyesalan,
Dan dimana takdir cinta akan berhenti?

***

Hujan, dan semua memori tentang masa lalu berputar di ingatan pria itu. Semakin jelas diingatannya wajah wanita itu. Matanya, hidungnya, senyumannya, semuanya. Semua terlihat jelas di benaknya. Juga kesalahannya di masa lalu, semua seperti film yang berputar kembali di kepalanya.

Pria itu kembali menyeruput cokelat panasnya sembari memandangi hujan di balik kaca jendela apartmentnya .

Suasana seperti ini, dia menikmatinya sekaligus juga membencinya. Di saat seperti ini dia seakan mengingat semua kesalahannya di masa lalu sekaligus dia bisa menyembuhkan rasa rindunya dengan wanita itu.

***

Wanita ini menoleh ke bangku kanannya. Lagi-lagi kosong. Tidak berapa lama didengarnya suara pintu kelas yang terbuka. Terlihat seorang laki-laki disana dan dengan santainya memasuki ruang kelas tanpa memperdulikan Han Songsaengnim yang menegurnya. Dia mengambil tempat duduk di sebelah kanan wanita itu dan lagi-lagi dapat tercium oleh wanita itu aroma tembakau dari tubuhnya.

“Yang Yo Seob, kau merokok lagi?” tanya wanita itu.

“Bukan urusanmu,” jawabnya dingin. Setelah itu wanita di sebelahnya hanya bisa terdiam.

***

Dia selalu merasa seperti orang jahat ketika mengingat hal itu. Tidak seharusnya dia memperlakukan gadisnya seperti itu bukan? Entah apa yang dia pikirkan saat itu. Bahkan sekarang dia tidak mengerti apa yang memenuhi pikirannya di masa lalu. Apa mungkin mantan kekasihnya?

Ya. Dia masih mengingat mantan kekasihnya saat itu, dan wanita itu, hanya pelampiasannya dahulu. Dia merasa jahat sekali.

***

“Park Geun Hee.” Wanita itu menoleh ke pemilik suara itu. dia tahu itu suara Yang Yo Seob.

“Kau terlalu baik untuk laki-laki sepertiku,” ujar pria itu lirih tanpa melihat langsung ke arah Park Geun Hee. Wanita itu melihat, kesedihan di setiap kata yang dikeluarkannya dan tatapan matanya.

“Jangan katakan hal seperti itu karena aku bahagia menjadi bagian dari hidupmu,” sahut Park Geun Hee. Pria itu langsung menatapnya, tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

“Nona Park dan Tuan Yang, lebih baik jika kalian berdua keluar dari kelas sekarang. Suara kalian mengganggu!” Kompak mereka berdua memandang Han Songsaengnim.

“Ups,” gumam Park Geun Hee.

Melihatnya, Yang Yo Seob langsung menyunggingkan senyumnya dan berdiri sembari menggandeng tangan Park Geun Hee. Kebingungan, itulah yang terlihat di wajah wanita itu.

“Baik songsaengnim.” Dan dia langsung menarik tangan wanitanya keluar dari ruang kelas.

Park Geun Hee melangkahkan kakinya dengan lemas mengikuti pria yang berjalan di depannya.

“Yang Yo Seob, apa ini,”

Belum selesai Park Geun Hee menyelesaikan kalimatnya, Yang Yo Seob langsung menatap ke arah wanita itu. “Kalau kau ingin, kembalilah. Aku tidak ingin membuang energi untuk memohon-mohon pada orang tua itu. Lagipula dia yang menyuruh kita untuk keluar kan?” ujarnya.

Pria itu kembali melangkahkan kakinya dan Park Geun Hee kembali mengikutinya dari belakang sembari membenarkan ucapan pria itu dan berharap semua akan baik-baik saja.

***

Serbuah senyum tipis menghiasi wajah pria itu. Dia ingat, itu kali pertama wanita itu keluar dari kelas dan semua karena ulahnya.

Pria itu tidak pernah berpikir dia akan sangat merindukannya, apalagi akan sangat mencintai wanita itu. Dia salah mengartikan perasaannya, dan dia salah tentang cinta yang dia maksud. Sekarang otaknya berpikir keras kemana takdirnya akan berhenti?

***

“Sekarang mau apa?” tanya wanita itu.

“Entahlah,” jawabnya sembari merogoh kembali saku celananya.

“Berhentilah.” Tangan wanita itu menahan tangannya, dan sedetik kemudian tatapan mereka bertemu. “Berhentilah seperti ini,” ulang wanita itu sembari memalingkan wajahnya.

Pria itu tersenyum dan mengeluarkan tangannya dari saku. “Apa ini? Sekarangpun aku tidak bisa melawanmu Park Geun Hee,” ujarnya.

Wanita itu hanya menundukkan kepala sembari menyunggingkan senyum tipis.

“Mungkin lebih baik jika kita berpisah.” Dan seketika itu juga dunia wanita itu seakan berhenti.

“Maksudmu?” tanyanya.

“Hubungan kita, sampai disini saja. Aku bukan pria yang pantas untukmu.”

***

Pria itu mengingat dengan jelas ekspresi wanita di hadapannya saat itu. Dia ingin memeluknya. Wanita itu terlihat sakit sekali. Tetapi ego mampu mengalahkannya. Dia meninggalkan wanita itu.

Sekali lagi dia menyeruput cokelat panasnya. Hujan sudah mulai mereda, tetapi perasaan sakit di hati pria itu tidak bisa diredakan.

***

Tidak ada satupun telepon atau pesan singkat. Pria itu tidak berani menghubunginya, begitu juga dengan wanita itu.

Sudah 2 hari wanita itu juga tidak terlihat di sekolah ini. perasaan tidak nyaman mulai menyergap pria itu.

“Yang Yo Seob, kau sudah dengar kabar tentang Park Geun Hee?” Mendengar nama itu Yang Yo Seob langsung menatap sang pemilik suara, meminta penjelasan tentang apa yang dikatakannya itu.

“Park Geun Hee pindah ke Indonesia,” ujar orang itu lagi.

Pria itu terdiam. Tidak mampu mengeluarkan suaranya. Apa ini? Sebuah penyesalan? Tentang apa? Apa aku sudah benar-benar mencintainya? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di pikirannya.

Ya, Yang Yo Seob mencintainya dan semua sudah terlambat.

***

2 tahun sudah berlalu sejak kejadian itu, dan yang tertinggal sekarang hanya penyesalan, rasa rindu, dan cinta yang tidak bisa diungkapkan. Sekarang dia semakin tidak mengerti kemana takdirnya akan berhenti.

Indonesia. Apa dia baik-baik saja disana? Apa dia sudah melupakannya? Apa dia sudah mendapatkan pria lain yang lebih baik darinya? Apa dia sudah bahagia? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu menghantui pikirannya.

Telepon genggamnya tiba-tiba bergetar. Dilihatnya deretan nomor tidak dikenal di layar teleponnya.

“Halo?” sahutnya sedetik setelah menerima telepon itu. Dan tidak lama raut wajahnya berubah. “Park Geun Hee?” ucapnya lirih.

***

Sudah 30 menit sejak telepon terputus dan perjalanan dari apartment pria itu menuju tempat ini. Namsan Tower.

Entah apa yang akan terjadi di tempat ini nantinya. Yang jelas, saat ini dia hanya ingin bertemu dengan wanita itu, Park Geun Hee.

“Hai Yang Yo Seob.” Mendengar itu Yang Yo Seob langsung membalikkan tubuhnya dan di hadapannya sekarang ini berdiri seorang gadis dengan senyum yang tersungging di bibirnya.

“Park Geun Hee?” Seperti ingin memeluk wanita itu, tetapi pria ini sadar dia tidak berhak melakukannya.

“Yang Yo Seob, lama tidak berjumpa. Apa kabarmu?” tanya wanita itu.

“Aku, baik-baik saja,” jawab pria itu lirih. “ Bagaimana denganmu?” tanyanya.

“Aku juga baik-baik saja,” jawab wanita itu.

“Bagaimana Indonesia? Apa, kau sudah memiliki kekasih?” tanya pria itu. Dia tidak tahu siap atau tidak mendengar jawaban dari wanita di hadapannya. Tetapi dia ingin sekali mengetahuinya.

“Indonesia indah sekali. Negara itu sangat kaya akan budaya, dan banyak hal. Aku menyukainya. Dan kekasih, aku rasa aku tidak pernah memikirkannya,” jawab wanita itu.

Senang? Ya. Pria itu senang mendengar jawaban dari wanita di hadapannya.

“Maaf Park Geun Hee,” ujar pria itu lirih sembari memecah keheningan.

“Untuk apa? Kau tidak pernah,”

“Untuk aku yang sudah menyia-nyiakanmu, orang yang sudah tulus mencintaiku dan diam-diam aku cintai.” Pria itu tidak berani menatap langsung ke lawan bicaranya.

“Yang Yo Seob, aku tidak pernah menyalahkanmu kau tahu? Kau pikir untuk apa aku kembali ke Seoul?” jawabnya.

“Kau, tidak akan kembali ke Indonesia?” tanya pria itu lagi.

Wanita itu menggelengkan kepalanya dengan senyum yang menghiasi wajahnya. “Karena cintaku masih disini Yang Yo Seob. Tidak mudah melupakanmu,” ujar wanita itu lagi.

“Park Geun Hee, apa kau dan aku bisa bersama lagi?” Ya, pria itu sudah tahu jawabannya. Tetapi dia ingin memastikan lagi. Dia ingin memastikan semuanya.

“Ya. Ya Yang Yo Seob,” jawab wanita itu dengan penuh keyakinan.

Sedetik kemudian Yoseob menarik  wanita itu ke dalam pelukannya. Erat sekali seakan tidak ingin melepas wanita ini lagi. Beberapa saat wanita di pelukannya ini hanya bisa terdiam. Otot tubuhnya terlalu lemas untuk bereaksi. Tetapi tidak lama wanita itu membalasnya. Erat.

***

“Hei, kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau kau akan pindah ke Indonesia dulu?” tanya Yang Yo Seob pada wanita di sampingnya.

“Aku pergi ke Indonesia untuk melupakanmu. Jadi, untuk apa aku mengatakan padamu, huh?” jawab wanita itu santai.

“Apa?! Melupakanku? Kau tidak tahu bagaimana aku di sini menunggumu seperti orang bodoh?” sahut Yang Yo Seob ketus.

“Jangan salahkan aku. Salahkan anak laki-laki yang sudah memutuskan semuanya saat itu.” Dan setelah mengatakan hal itu Park Geun Hee melarikan diri meninggalkan Yang Yo Seob di sana.

“APA?! ANAK LAKI-LAKI? MAKSUDMU? YA!! TUNGGU PARK GEUN HEE!”

***

Kini takdir itu sudah berhenti.
Berhenti di tengah keduanya,
Yang Yo Seob dan Park Geun Hee…

FIN

Haa!! Akhirnya. Entah sudah berapa lama FF ini mengendap di laptop saya dan entah berapa kali ganti judul saya gangerti juga saking banyaknya. Udah 2 tahun lebih ngutang FF ini sama sepupu. Sica, maap yaa baru kasih sekarang. Ini juga gak pake periksa >< jadi maap kalo ada typo. komen aja di bawah ya 😀

Gara-gara hujan baru dapat pencerahan dan ditemenin lagu One Year Ago – Hyunseung (BEAST), Namjoo & Eunji (A-PINK) sedikit cerah juga jadinya.

Dan FF ini dipersembahkan buat sepupu saya Jessica (ofc lah) terus biasnya Sica, Yang Yo Seob yang besok ultah Happy #24thYangYoDay !! \:D/ gapapa ya ucapin sekarang 😛 dan buat kalian semua. Makasih yang mau baca. Moahh:*

Not good at all but I hope u enjoy it o:)