Title : Begin Again || Genre : Romance|| Length : Oneshot || Rating : PG-13 ||  Pairing : Yixing(EXo), Jihae(Girls Day),Baekhyun(EXO) ||

Quote Storyline

I Do I Do, anything for you. Because a chance don’t come for a second time”

BEGIN AGAIN®2012

Aku tahu,

Cepat atau lambat kau akan menelphoneku. Tepat sekarang, nada itu terkesan tak bersahabat dan kau mengajakku untuk bertemu diperempatan cafe tempat kita pertama kali menjalin hubungan sepasang kekasih.

Atau saat kita sudah duduk berhadapan didepan cafe, kau memilih ruang indoor karena kau bilang jika didalam akan terkesan panas, kenapa? Kau takut membuatku sakit? Kau sudah membuatku sakit, tahu.

Jangan, jangan tatap aku dengan mata kecil itu.

“Kita—“

Kata itu mengantung dan aku yakin apa yang akan kau nyatakan setelahnya. Aku tahu, tapi aku berharap kau akan menarik kata-kata itu kembali dan tidak akan pernah mengucapkan kata itu didepanku, selamanya.

“—putus saja, ya.”

Nyut.

Kata itu memang terdengar sopan dan biasa, tapi kenapa jantungku terasa sangat sakit sekali. Bagai ditikam dan diguncang berkali-kali. Ditarik lalu diinjak dengan ganasnya oleh kaki.

“O, begitu. Yasudah.”sahutku tanpa irama. Kacau sekali, nadaku tampak tak beraturan, kelihatan kalau aku memang tidak menerima keputusan ini. Tapi apa, kau malah tersenyum kernyih dan mengetuk kelima jarimu diatas meja.

“Aku pikir kau tidak akan menerimanya, ehehe.”

Kau buta? Tak lihat mataku sudah merah karena ucapanmu? Dan sekarang kau sudah beranjak dengan meminum kopimu, kembali tersenyum lebar dengan mata sipit yang tak terlihat. Sial bahkan aku masih ingin memiliki senyuman manis itu.

Bersiap pergi dan meninggalkanku? Ide bagus, Byun. Kau memang tahu kalau aku memang menyukai  kesendirian, kau memang tahu kalau aku memang menyukai sakit sendirian. Terima kasih.

“Aku benci, Byun.”Gumanku pelan, “Aku benci cinta karena kau, bodoh.”

Took a deep breath in the mirror
He didn’t like it when I wore high heels
But I do
Turned the lock and put my headphones on
He always said he didn’t get this song
But I do, I do

Pekan terakhir di bulan kedua belas. Aku berdiri diatas cermin dengan menarik napas dalam-dalam, ya tuhan, lihat kekacauan yang aku buat. Seberapa tebalnya kantung mata ini? Seberapa kusamnya wajahku. Sebegitu depresinya aku ditinggal Byun sampai tubuhku tak ku urus? Kenapa aku bisa mencintai orang lain, tapi tidak dengan diriku sendiri eh?

Woo Jihae, kau benar-benar sempurna karena menjadi gadis paling tolol didunia. Tapi lihat sisi lain, Hei aku memakai gaun tunik bermotif floral dengan rambut yang dibiarkan terurai kusut, dan juga keren, sepatu high heels dengan warna sama.

Byun tak suka aku memakai High heels.

Aku ingat, ia begitu membenci sepatu ini. Dulu Pria itu berkomentar kalau memakai high heels hanya menyusahkan dirimu saja, kau menyakiti dirimu sendiri dan kau melakukanya? Betapa bodohnya perempuan itu. Padahal aku hanya berpikir, jika aku memakai high heels orang akan berkata keren denganku dan juga Baekhyun. Tapi Pria itu malah nyiyir tak karuan.

Lalu, sekarang apa yang aku lakukan disini. Ber-ken-can, oke Kencan buta. Ini berawal karena temanku—Sojin—begitu marah denganku. Melihat tampangku yang kusut, pergi ke kampus seperti mayat hidup membuatnya depresi seperti melihat hantu bergentayangan. Maka dari itu, ia membuat kencan buta yang konyol ini, membuat janji tanpa sepengetahuanku, tapi pada akhirnya aku harus pergi juga.

Kenapa?

Karena dia ZHANG YIXING. Siapa dia? Pria berambut pendek dengan poni miring yang terkesan cute, apalagi ia terbiasa bermain gitar disalah satu band rock dikampus. Yah, siapa lagi kalau bukan dari rentetan Pria populer dikampus. Yixing terkadang bermain dengan segerombolan Pria populer lainnya, tapi aku pikir dia tidak banyak bertingkah. Ia lebih menjurus kependiam tapi membuat orang takabur. Dan yang paling tak bisa aku tolak adalah—

—Dia teman masa kecilku.

Lagi aku menghirup napas dengan mengambil ponsel dari meja dan meraup headphone dari tas mungilku. Aku berjejak pelan untuk menguci pintu sembari memasang headphones dan memutar lagi secara acak, tapi malah terputar lagu ini.

Byun bilang tak suka ini, ia benci lagu ini.

Tapi aku menyukainya, sangat menyukainya walau itu adalah lagu paling buruk didunia.

Now Playing

 Don’t say goodbye – CNBLUE

Walked in expecting you’d be late
But you got here early and you stand and wave
I walk to you
You pull my chair out and help me in
And you don’t know how nice that is
But I do

Sebenarnya aku benci ini.

Sojin salah memilih tempat dan aku baru sadar ketika tinggal beberapa ratus langkah lagi untuk sampai kesana. Ini adalah jalan menuju cafe tempo hari, dimana Byun memutuskanku dan pergi dengan senyum kernyih yang tak mengenakkan.

Aku berjalan lambat, bahkan lebih lambat dari siput yang memikul sesuatu. Ini bukan tak beralasan, ini karena aku berdoa agar Pria itu datang terlambat hingga akhirnya kita bisa membuat janji lagi untuk bertemu ditempat lain.

Nasi telah menjadi bubur memang sering kali berlaku untukku. Yixing sudah berdiri diluar cafe, menungguku dengan menekuri jalanan. Ia datang terlebih dahulu, sampai aku tak sadar kalau aku sudah berjalan kearahnya dan menepuk singkat bahu Pria itu.

“Hei, Sudah lama?”tanyaku basa-basi, salah tingkah mungkin?

Yixing menarik kedua sudut bibirnya, menampilkan lesung pipi yang membuatku hampir melayang jauh. Tahan, tahan, tidak mungkin aku jatuh untuk kedua kalinya. Ia menarik salah satu kursi dan mempersilahkan aku untuk duduk terlebih dahulu. Yixing juga mempersiapkan piring, juga serbet dengan begitu anggun.

Tuhan demi apapun, betapa indahnya kelakuannya. Walaupun Yixing tampak terlihat biasa akan hal itu, tapi ini tidak untukku,

Ini terlalu indah.

And you throw your head back laughing like a little kid
I think it’s strange that you think I’m funny cause he never did
I’ve been spending the last eight months
Thinking all love ever does is break and burn and end
But on a Wednesday in a cafe, I watched it begin again

BWAHAHA.

Aku cukup terkejut melihatnya tertawa tergelak layaknya anak kecil. Kedua sudut bibirnya terbuka dengan lebar, dengan rentetan gigi putih yang cukup menyilaukan. Dan anehnya, kau menganggap aku adalah seorang jenaka yang kerap kali melontarkan kata-kata lucu yang bisa membuat orang tertawa terpingkal-pingkal.

Tapi Byun, tak pernah berpikir begitu.

Ia acap kali menganggap perkataanku aneh dan mengataiku kalau aku tak pantas jadi seorang komedian. Tapi Yixing berbeda, ia …. seakan menggapku ada dan menerimaku seperti inilah aku. Rambut itu, aku menyukainya. Potongan rapi dengan sedikit warna kemerahan, lesung pipi yang memikat, rahang keras begitu sempurna, dan sifat perhatian yang membuatku merasa nyaman.

Selama delapan bulan terakhir ini aku selalu mengurung diri. Karena apa? Karena aku benci cinta, aku benci dengan orang bernama Byun Baekhyun! Dan berpikir kalau hal yang bisa dilakukan cinta adalah—

Melukai, membakar dan berakhir.

Tapi kedatanganmu, dihari rabu yang cerah ini disebuah cafe yang mati-matian aku benci karena kandasnya cintaku … malah membuat cinta itu datang kembali.

Cinta itu benar-benar datang kembali.

He said he never met one girl
Who had as many James Taylor records as you
But I do
We tell stories and you don’t know why
I’m coming off a little shy
But I do

Dan kau berkata kalau kau tidak pernah berjumpa dengan orang yang memiliki karya James Taylor sebanyak punyamu, tapi aku punya bahkan tersusun rapi lebih ditinggikan dari pada musisi lainnya.

“Kau benar-benar satu dalam sejuta, Ji. Aku bahkan tak mengira kau mempunyai semuanya,”pujimu tulus dan aku tahu dari tatapan yang menyegarkan itu. “Bahkan aku tak tahu kalau kita bisa berjumpa lagi setelah terpisah beberapa tahun yang lalu.”

“O, terima kasih. Aku juga tak mengira kalau kau akan tumbuh lebih tinggi dariku, tak ingat dulu? Kau begitu pendek, bahkan harus berjinjit jika memukulku.”sahutku dengan terkekeh ringan dan kau meninju pelan lenganku karena protes.

“Itu karena ibuku tak memberiku vitamin, sedangkan kau selalu membelinya setelah pulang sekolah— dan hei, aku sadar kau tampak cantik sekarang.”

Kami saling bercerita, cukup panjang dan masyuk. Saling memuji tapi kembali melecehkan satu sama lain, pada akhirnya kami tergelak bersama. Dan semakin dalam kami berbicara, semakin aku merasa malu untuk menatap kedua iris mata legamnya itu—

Dan aku tahu kenapa.

And we walked down the block to my car and I almost brought him up
But you start to talk about the movies that your family watches
Every single Christmas and I won’t talk about that
And for the first time, what’s past is past

Kami sudah keluar dari cafe dan menelusuri pelipir trotoar dalam diam. Biasanya Byun akan mengomel panjang lebar karena aku memakir mobil dengan jauh sehingga ia harus mengantatku dengan jauh pula dan dis—

“Sekarang ayah dan ibu sudah kembali, mereka kembali menikah dan menjalani hidup dalam kebahagiaan.”curhat Yixing sembari menoleh dan tersenyum lebar.

Benar juga, dulu keluarga mereka tidak bisa dibilang harmonis. Untung saja Yixing tak berniat untuk menggauli kokain atau sejenisnya, ia lebih memilih bermain dengan gadis tinggi sepertiku kalau senja bertandang atau bermain hujan dikala musim berganti. Dan ia mulai kembali bercerita tentang liburan kemarin, berkata kalau dirinya dan keluarga pergi ke Hawai untuk melihat ombak, hei Yixing, Seoul juga memiliki ombak yang bagus—

Tapi kau menggerutu karena Seoul tampak terlihat buruk, dan kembali bercerita tentang anjingmu yang meninggal karena ditabrak mobil. Lanjut kembali keadikmu yang semakin mengempal karena acap kali memakan cemilan dimalam hari, lalu yang membuatku tak nyaman … kau bercerita tentang film yang sering kali kalian tonton begitu natal bertandang.

“Cukup, Yixing. Berhenti aku tak mau mendengarnya lagi,”

Aku menangis, Hei,  kenapa aku terlihat cengeng didepan sahabatku ini? Sadarlah Woo Jihae! Itu hanya kenangan yang tak perlu diungkit. Yah, film itu yang juga kerap kali aku dan Byun tonton setiap hari natal. Dimana Byun menciumku dan aku menikmati tiap bibir kami saling berjumpa. Pahit! Aku benar-benar benci kenangan itu, kenapa Byun harus hadir hari ini!

Tinggalkan aku bayangan keparat, sialan kau Byun!

“Hei, Ke-kenapa Ji? Maafkan aku,”Yixing menyentuh daguku dan mata kami saling bertemu dan melempar pandang. “Aku menyakitimu eh? Maaf aku memang—“

“Tidak kau tidak salah. Bukan seperti itu—“Perkataanku terpotong, oke Yixing sudah memelukku dengan erat begitu erat bahkan aku tak bisa bernapas dengan normal. Jantungku berkebit, ini tak normal, ada apa ini.

“Jadilah pacarku, Jihae..”

Skakmat.

For the firs time, What past is past.

But on Wednesday, in the cafe, i watched it begin again.

[END]

 Author note :

Duh adakah yang ingat dengan saya?/ngarep/sambitsambit/ Yah, akhirnya saya bisa ngepost FF lagi di mari, rumah itu emang selalu enak. Ini FF lama sih, udah pernah saya post di FFindo~ semoga kalian suka ya. Mohon kritik dan Reviewnya~

Regards,

Orizuruzen.