about time melody in my life

Author  : Nalin Lee

Tittle     : About time melody in my life

Genre   : romance

Tags       : Lee SungMin and Park Chan Mi (OC)

Length  : Oneshoot

Rating   : All age

Note      : jelek? Emang. Gaje? Apalagi. Ah entahlah cerita ini emang rada aneh 😛 *bow. FF jelek yang berusaha untuk nyempil disini T.T .. kalau ada kesamaan aku minta maaf, tapi ini memang asli dari fikiran aku sendiri kok J dan jangan lupa kunjungin blog aku yah, kekkeee*numpang promosi www.mitwins.wordpress.com

 

About Time Melody in My Life

 

What are you meaning of time in your life?

 

Aku termangu menatap sebuah e-mail yang baru saja masuk ke inbox e-mailku. Hanya sebuah e-mail dari seseorang yang sangat ku kenal. Permainan konyol yang biasanya kulakukan dengan lima orang temanku itu mengharuskanku untuk mengatakan hal paling jujur yang aku fikirkan.

Permainan ini memang rutin kami lakukan kapanpun kita ingin bermain, setiap orang bebas bertanya tentang apa yang ingin mereka pertanyakan dan pastinya kita harus menjawab pertanyaan itu dengan jujur, karena permainan ini pada dasarnya memang mengutamakan kejujuran. Kali ini seorang sahabatku Lee Hyun Mi berkesempatan untuk memberikan pertanyaan.

 

What are you meaning of time in your life?

Aku terus menggumamkan pertanyaan itu yang bahkan telah bisa kuhafalkan diluar kepala, karena aku terus menggumamkan pertanyaan itu berulang kali. Berulang kali pula aku ingin menyentuh keyboard notebookku, namun niatku itu selalu kuurungkan mengingat aku sama sekali tidak mengetahui hal apa yang akan ku tulis.

Bukan aku tak mengerti akan maksud dari pertanyaan berbahasa Inggris seperti itu, aku memang sedikit bodoh mengenai seluk beluk bahasa internasional itu, tapi setidaknya aku sedikit mengerti apa arti dari pertanyaan pertanyaan tersebut. Yah walaupun dengan sedikit bantuan dari kamus yang kumiliki.

“Argggghhhhh!!” aku mengerang frustasi. Shit! Jurusan perkuliahan tentang sastra yang kuambil ternyata tidak berpengaruh banyak pada kemampuan mengarangku, atau aku saja yang terlalu bodoh karena tidak bisa menjawab pertanyaan sesederhana ini?

Drrrrttt.. drtttttt.. drtttt…

Ditengah rasa bingungku ponsel Sony Ericsson ungu yang terletak sembarang di ujung meja belajarku bergetar yang berhasil membuat perhatianku teralih dari layar notebook yang sedari tadi terus kupandangi. Tangan kananku dengan malas meraihnya. Ku buka flip ponselku. Ternyata ada sebuah pesan singkat yang masuk.

Sung Min??

Nama yang tertera dilayar ponselku membuatku seketika itu juga kembali bersemangat. Seseorang yang sedari tadi kutunggu. Aku segera menekan tombol view diujung kiri keypad ponselku.

“Chan Mi, kau tidak melupakan malam ini kan? Sebentar lagi aku akan menjemputmu^^”

 

Entah mengapa kini sudut bibirku sedikit tertarik, manampakkan senyuman yang entah kepada siapa kutunjukkan. Entahlah aku tidak tau, yang jelas aku hanya ingin tersenyum sekarang J

Aku kembali menatap layar ponselku. Tak berniat untuk membalas pesannya, Aku melirik jam digital di ponselku. Mengabaikan kenyataan bahwa aku memiliki jam dinding dengan ukuran yang lumayan besar yang terpajang disudut kamarku. 7.20. mungkin sekitar dua puluh menit lagi ia sampai disini. Itu artinya aku harus menunggunya dua puluh menit lagi, apa yang akan kulakukan dengan waktu yang selama itu?

Aku melirik pakaian yang kukenakan, dress dengan warna jingga lembut tanpa lengan dengan sebuah cardigan hitam melapisinya, serta bandana berwarna senada menghiasi rambutku yang ku biarkan tergerai. Tidak terlalu buruk untuk acara malam ini, aku bahkan sudah bersiap diri dari setengah jam yang lalu. Sepertinya aku terlalu bersemangat malam ini.

Pandanganku kini teralih menatap sebuah figura cantik dengan hiasan daun sulur disetiap sudut yang menghiasinya. Sebuah foto yang  kami ambil beberapa bulan yang lalu di sebuah kedai ice cream dengan berbagai pose konyol yang nampak dari kami ber-lima. Mataku menyusuri setiap sudut foto, kini mataku terpaku menatap seorang pria yang duduk tepat disebelah kananku yang telihat menyuapkan ice cream coklat untukku yang saat itu aku sedang menampilkan ekspresi cemberutku.

Fikiranku kini melayang, mengingat kejadian saat itu. Saat dimana aku sedang kesal dengannya yang selalu mengodaku dengan ice cream coklat yang ia punya. Benar-benar menyebalkan.

Sung Min. Seseorang yang mengirim pesan singkat kepadaku sekitar dua menit yang lalu. Ia memang sosok pria menyenangkan yang ku kenal. Umur kami yang terpaut tujuh tahun menjadikannya sebagai seorang kakak untukku. Kakak yang selalu menyayangi adiknya, sosok kakak yang selalu melindungi adiknya, dan sosok kakak yang selalu menjaga adiknya. Walaupun terkadang ia sangat menyebalkan dan sering mengejekku. Tapi walau bagaimanapun ia memang sosok kakak yang baik untukku^^

Dia memang sosok kakak yang sangat berbeda dengan kakak kandungku sendiri. Sosoknya yang perhatian dan selalu memotivasiku membuatku selalu nyaman berada didekatnya.

Jika kalian berfikir kalau malam ini aku akan pergi berkencan dengannya, kalian salah. Malam ini kami hanya ingin merayakan ulang tahun sahabat kami. Bukan pesta yang meriah, hanya sebuah perayaan yang kami berlima adakan untuk Hyun Mi. Kim Hyun Mi, seorang gadis penggemar bunga melati ini menyebabkan ia mendapat nickname Jasmine yang tepat pada hari ini merayakan hari jadinya yang ke-19. Sebuah usia yang sama seperti diriku, sebuah usia yang sudah bisa dibilang dewasa untuk gadis seusia kami.

Tak terasa hari ini adalah hari jadinya yang ke-19. Waktu seolah berjalan sangat cepat. Baru kemarin rasanya aku mengenalnya. Baru kemarin rasanya aku berjabat tangan dengannya, dan baru kemarin rasanya kami mengikrarkan diri menjadi sahabat. Tapi, tanpa diduga 2 tahun sudah berlalu, menjadikan ia semakin bertambah dewasa dan selalu menjadikan seorang sahabat yang menjadi panutan dihidupku.

Aku kembali membuka flip ponselku. Sekitar lima menit berlalu semenjak ia mengirimiku pesan. Aku hanya menghembuskan nafaku berat. Ya Tuhan, bisakah kau mempercepat waktu agar aku bisa segera bertemu dengannya?

Suara sepeda motor yang sudah sangat familiar di indera pendengaranku membuatku segera beranjak dari kasur empukku. Ya Tuhan, apakah kau telah mengabulkan doaku tadi? Aku sedikit berlari sprint agar tak terlalu lama membuatnya menungguku. “I’m going now” aku berteriak sedikit kencang agar orang dirumah menyadariku pergi sekarang juga. Walau bagaimanapun aku tak ingin membuat mereka khawatir nantinya.

.

.

.

“make a wish before that Jasmine”

Aku menyela Hyun Mi yang terlihat sangat bersemangat untuk meniup lilin dihadapannya. Ia berhenti dan menatapku dengan cengiran khasnya “hehehe.. aku lupa”

Hening.. semua terlihat memejamkan mata dan mengucapkan harapan-harapan kami di hari jadi Hyun Mi malam ini. Salah satu lagi kebiasaan kami. Membuat permohonan bersama, meniup lilin bersama dan selalu berbagi kebahagiaan bersama.

Tuhan, aku harap waktu seperti ini tidak berlalu dengan cepat. Aku ingin merasakan kebahagiaan ini lebih lama lagi. Aku rela menukar waktu yang penuh kebahagiaan ini dengan apapun juga. Jika aku bisa memperlambat perputaran waktu saat ini juga. Maka aku akan melakukannya, agar aku bisa merasakan kebahagiaan ini lebih lama lagi.

“Fuihhhhh”

Tepuk tangan riuh mengiringi saat lilin berangka 1 dan 9 itu padam. Aku mengedarkan pandanganku kesegala penjuru ruang tamu besar rumah ini. Semua dekorasi dan furniture rumah ini memang didominasi oleh warna putih. Warna yang menjadi salah satu warna favoriteku selain peach. Namun sekarang bukan semua hal itu yang membuatku terus menyusuri sudut-sudut ruang tamu ini. Sung Min, kenapa aku tidak menyadari kalau sekarang Sung Min tidak ada disini?

“kau mencari apa Chan Mi?”

Sontak aku menoleh kearah sumber suara. Tepat disebelah kiriku Hae Mi yang sedari tadi memperhatikanku dengan ekspresi bingungnya.

“aku mencari Sung Min oppa, apa kau melihatnya?” tanyaku pelan. Bisa rumit masalahnya jika yang lainnya mendengar, seperti biasanya mereka akan meledekku habis-habisan. Bahkan tak jarang mereka menyuruhku untuk menyatakan cinta kepada Sung Min Oppa. Cih, mereka semua konyol. Bagaimana bisa mereka berfikir kalau aku menyukai Sung Min Oppa? Perlu kalian semua tau kalau hubungan kami hanya sebatas Oppa-Dongsaeng. Hufttthh! Mungkin ini dampak mereka sering menonton drama korea, jadinya mereka selalu mendramatisir keadaan.. ckckckck..

Kulihat gadis disebelahku itu hanya menggedikkan bahunya, memberikan isyarat kalau ia tak tau dimana Sung Min berada. “hm, baiklah, aku keluar sebentar yah” gadis itu kembali mengganggukkan kepalanya menjawab pernyataanku. Kadang aku memang tak habis fikir dengannya, gadis berbadan mungil itu terkadang terlalu hiperaktif, tapi kenapa sekarang ia hanya berdiam diri saja? Entahlah..

Aku melangkahkan kakiku pelan menuju pintu masuk utama yang hanya berjarak beberapa meter dihadapanku. Mencoba mencari udara segar diluar sana, walaupun niatku sebenarnya mencari Sung Min.

Voila…

Ternyata dugaanku tidak meleset. Walaupun sepenuhnya tidak tepat. Tapi dugaanku kalau ia berada diteras rumah ini ternyata benar. Sorot matanya menerawang keatas, menatap ribuan kemerlip bintang diatas sana. Entah apa yang ada didalam fikirannya sekarang ini aku tak tau, tapi aku berharap ia sedang memikirkanku 😀

Aku berjalan pelan menghampirinya. Mencoba menatapnya dengan jarak sedekat ini tenyata mampu membuat jantungku berdetak lebih cepat. Ternyata memang hatiku tak pernah salah memilihmu. Aku tak berharap kau mencintaiku, namun biarkanlah aku mengagumimu dengan cara seperti ini.

Aku berjalan menghampirinya dan berdiri tepat disebelahnya “kau sedang apa disini oppa?” tanyaku memecah keheningan. Dari raut wajahnya aku melihat ia tertegun. Apakah ia sedari tadi tidak menyadari kehadiranku? “Oppa sedang apa disini?” tanyaku lagi

“jika kau mempunyai waktu lebih lama lagi didunia ini. Apa yang ingin kau lakukan?” tanyanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari bintang-bintang diatas sana. Rupanya bintang-bintang itu lebih menarik perhatianmu daripada diriku ternyata. Tidak masalah, karena fakta bahwa aku berada disampingmu hari ini, lebih baik daripada apapun.

“aku hanya ingin memberikan kebahagian lebih banyak lagi untuk orang-orang yang selama ini aku sayangi” aku menarik nafas pelan sebelum melanjutkan kata-kataku “Seperti bintang yang menjadi simbol kebahagiaan, walaupun ia kecil ia bisa memberikan sinar kebahagiaanya untuk seluruh makhluk dibumi ini. Kalau kau? Apa yang ingin kau lakukan?” aku mengalihkan pandanganku menatap keatas. Mengikutinya yang sedari tadi tetap fokus menatap kemerlip bintang-bintang.

“seperti impianmu. Hanya saja impianku sedikit berbeda. Aku sedikit berharap lebih kau mengkhususkan impianmu itu” jawabnya pelan.

“Mengkhususkan seperti apa?” tanyaku skeptis. Dua tahun mengenalnya membuatku mengetahui dengan jelas segala kebiasaannya, seperti sekarang ini misalnya. Ia lebih suka berbicara berbelit-belit jika ia bingung untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan.

Sung Min menarik nafas panjang sebelum ia menjawab pertanyaanku “aku ingin kau terus memberikan cahaya kebahagiaanmu untukku, bukan untuk kemarin, hari ini, maupun esok. Aku hanya ingin merasakan cahaya kebahagiaan yang kau berikan khusus untukku”

“apa maksudmu Oppa?” tanyaku lagi, kali ini aku mengalihkan pandanganku untuk melihat wajahnya, dengan ekspresi bingung yang kutunjukkan untuk memberitahunya kalau aku tak mengerti apa maksud yang ia bicarakan.

Matanya kini beralih menatapku, mencoba mensejajarkan pandangan kami. Kedua tangannya memegang lenganku dengan lembut “dua tahun mengenalmu memang bukan waktu yang lama bagiku untuk memahamimu sepenuhnya. Namun dua tahun bagiku cukup membuatku jatuh cinta padamu” jawabnya yakin. Entah sihir darimana pandanganku seolah tak pernah lepas dari sorot matanya yang membuatku tak bisa berpaling dari tatapannya,

“apa oppa sedang menyatakan cinta padaku?” tanyaku polos, jujur aku sama sekali tak mengerti apa maksud pembicaraannya.

“Aishhhh.. Tentu saja. Apa kata-kataku terlalu sulit dipahami?” Tanya Sung Min kesal.

“kenapa berbelit-belit begitu? Kalau cinta bilang saja cinta! Tidak usah menyangkut ke bintang dan waktu segala” balasku kesal.

“aku kan hanya ingin bersikap romantis” ucapnya pelan yang segera melepaskan tangan lembutnya dari lenganku. Apa dia kecewa?

“itu menjijikan. Aku tidak suka berbelit-belit” ucapku gamblang. Yah, seharusnya ia mengerti kalau aku tidak suka dengan segala sesuatu yang terkesan romantis. Selama aku mengenalnya, aku juga sudah tau kalau dia bukanlah tipe pria yang romantis. Kenapa sekarang ia bersikap romantis terhadapku? Apa semua pria didunia ini selalu menyatakan cinta dengan gaya romantis mereka yang menurutku sangat berlebihan seperti itu? Menjijikan.

“baiklah” teriak Sung Min frustasi “Park Chan Mi saranghaeyo”

Hening.. Selama beberapa menit kami memandangi langit malam dalam hening. Tidak ada yang bicara atau mengeluarkan suara. Aku bahkan bisa mendengar deru nafas kami masing masing. Tapi hening itu tak bertahan lama ketika Sung Min kembali mengeluarkan ocehannya “jadi apa jawabanmu?”

“apa yang harus ku jawab oppa?” Tanyaku bingung. Lagi-lagi aku menatapnya dengan ekspresi bingung yang sedari tadi tak pernah lepas dari wajahku.

“astaga, aku sudah berbicara panjang lebar, kau tidak mengerti?” aku hanya mengangguk dengan gaya innocent menjawab pertannyaanya.

“Aishhh” Sung Min mendesah kesal. Entah kenapa aku sangat suka sekali menjahilinya. Ekspresi kesalnya selalu membuatku ingin tertawa.

“Mulai sekarang, mau tidak mau kau harus menjadi kekasihku” kata Sung Min kemudian.

Ya Tuhan, hari ini aku sudah terlalu sering memintamu untuk mempercepat waktu dan memperlambat waktu. Namun sekarang aku tak ingin memintamu untuk menghentikan waktu. Akan terlalu egois jika aku meminta hal seperti itu. Aku hanya ingin waktu terus bergulir dengan apa adanya. Berjalan melewati setiap detik waktu dengan langkah pastinya. Kali ini aku hanya ingin berharap aku bisa lebih lama lagi merasakan kebahagiaan seperti ini Tuhan, merasakan lebih lama lagi menikmati kemerlip bintang seperti ini bersamanya, dan lebih lama lagi merasakan cinta yang ia berikan untukku ^^

.

.

.

Terkadang kita merasakan waktu berjalan begitu lamban karena kita tidak pernah menghargai waktu yang kita lalui. Kita akan merasakan waktu berjalan dengan perputaran yang sangat cepat, seolah kita tidak menyadari betapa panjang waktu yang telah terlewati. Karena disetiap detiknya kita mnedapatkan banyak cinta dan ketulusan didalamnya. Biarkanlah kebahagiaan terus berputar seiring dengan waktu yang terus berjalan.

 

Sekarang aku memahami, bagaimanapun lambannya waktu itu berjalan, asalkan aku selalu menjalaninya dengan penuh kebahagiaan dan cinta. Itu tak akan menjadi masalah dihidupku. Sekarang aku ingin berterima kasih pada waktu yang telah mempertemukanku dengannya ^^

 

Makna waktu dihidupku ibarat sebuah melodi indah yang tak akan pernah berhenti mengalun. Terkadang nada yang dihasilkannya bisa bertempo cepat, maupun sangat lamban, menyayat hati. Sekuat apapun untuk kita mencoba mengubah nada-nadanya itu tak akan pernah bisa. Karena setiap nada hidup kita sudah digariskan oleh sang pemilik kehidupan.

Ak mengklik options ‘send’ yang tertera dipojok atas badan e-mailku.membalas e-mail Hae Mi yang sedari tadi ku abaikan. Aku menshut down notebookku, berjalan menuju tempat tidurku diiringi dengan senyum mengembangku sedari tadi tak pernah lepas dari bibirku.

Aku membuka flip ponselku mencoba mengetahui waktu malam ini. Tanpa kuduga sebuah pesan masuk dari kekasih baruku kembali membuat senyumku semakin mengembang.

“have a nice dream my chagiya ^^”

Tuhan, terima kasih telah memberikan padaku waktu untuk bisa merasakan kebahagiaan seperti ini. Aku berharap besok akan lebih banyak lagi kebahagiaan yang dapatku rasakan ^^

Selalu selipkanlah cinta dalam setiap detik perputaran waktu dihidupmu. Dan kau pasti akan memahami waktu itu sangat lah berharga^^

END…