Author : Olvie Leonita
Cast      :
– Park Jaesoon
– Yong Junhyung Beast
– Minho Shinee
– Hyunah 4minute
– and other cast
Genre  : Romance,Friendship

Langsung saja.. Check it out~~~~~~~~

~~~~~~~~~
“MWO? Apa yang dia katakan? Apakah dia SERIUS? Bagaimana mungkin aku bisa tinggal dalam asrama pria itu? Argghhhh…!!”teriak jaesoon dalam hati. Ia tidak tau bagaimana ekspresi yang harus ia tampilkan sekarang, rasanya bercampur aduk antara takut dan cemas jika dia setuju untuk tinggal di asrama khusus tim voli pria itu identitasnya yang ternyata adalah seorang perempuan akan ketahuan.. “aku harus bagaimana sekarang? Aku bingung.. Hhh”gusah jaesoon dalam hati. Tiba-tiba jaesoon teringat teman-teman satu tim volinya dulu, sudah cukup lama juga ia tidak memberi kabar apapun pada teman-temannya.. “mungkin mereka bisa membantuku memberi solusi yang baik”ucapnya seraya merogoh hp di dalam tas. Segera setelah menemukan hpnya, jaesoon lalu menelepon salah satu temannya tapi sama sekali tidak diangkat, kejadian itu terus terulang sampai ia menelpon temannya yang keempat.. Tetap tidak ada jawaban.. “ada apa dengan mereka semua? Mengapa tidak ada yang mau menjawab telponku.. Hhh, menyebalkan.. kalau begini bagaimana nasibku sekarang?”tanya jaesoon dalam hati seraya menundukkan kepalanya sedih dan tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang dingin menyentuh pipinya lalu ia sontak terkaget melihat siapa yang sedang ada tepat disebelahnya, seseorang yang tidak dikenalnya…

Jaesoon POV
Sesuatu yang dingin di pipiku itu mengagetkanku dan sontak aku langsung menoleh dan kaget karena aku melihat seorang pria sudah duduk rapi disebelahku padahal aku merasa tidak ada orang lain tadi diseblahku yang datang.. Lalu namja itu seolah menyuruhku untuk mengambil minuman yang dia tempelkan di pipiku tadi, dengan cepat aku mengambilnya.. “Ngg.. nuguseoyeo?”tanyaku.  “kamu sama sekali tidak mengenalku? Yah, memang aku selalu tidak terlihat..”ucapnya seraya tertawa kecil. Bingung dengan sikap yang namja itu tunjukkan, aku makin penasaran siapa sebenarnya pria ini.. “apa kita pernah bertemu? Aku sepertinya belum pernah bertemu denganmu teman..”ucapku sambil mencoba bergaya ala laki-laki biasanya. “Kamu tidak usah bergaya seperti itu.. tidak cocok..”ucapn namja itu cuek  lalu seraya berdiri meninggalkanku tapi langkahnya terhenti tiba-tiba dan ia langsung berbalik, “kamu akan mengenalku jika kau pergi ke kelasmu sekarang juga”ucapnya lalu seraya pergi..

~~~~~~~~~~~~~~
Junhyung sedang duduk sendiri di dalam kantin SMA Konkuk, di kepalanya masih terngiang pesan dari pelatihnya itu untuk mencari 3 pemain tambahan untuk tim voli mereka.. “Hhh..”dengusnya. Dan belum selesai satu masalah itu selesai, sudah muncul lagi masalah baru yang lebih memusingkan lagi..

Flashback~
“Junhyung-ssi, saya lihat akhir-akhir ini nilai-nilaimu semakin merosot. Saya tahu ini disebabkan oleh aktivitas kamu yang sangat padat apalagi kamu adalah seorang kapten tim voli sekolah kita, pasti sangat sulit untukmu membagi waktu yang baik, tapi ingat kalau sampai nilai-nilaimu tetap semakin menurun sampai akhir semester ini terpaksa pihak sekolah mecabut hak beasiswamu..”tegas bapak kepala sekolah.
Flashback end~

Junhyung menghela napas sambil mengingat perkataan kepala sekolah tadi. Dalam pikirannya terngiang hal yang harus ia lakukan sekarang, apa dia harus melepaskan tim volinya supaya ia dapat berkonsentrasi dalam belajar? Tapi voli adalah bagian hidupnya yang sangat penting, tidak mungkin ia lepaskan begitu saja apalagi sebentar lagi akan ada pertandingan yang sangat penting.. Setelah lama berpikir akhirnya muncul segurat(?) senyum di wajah junhyung, “mungkin anak itu bisa membantu..”ucap junhyung seraya pergi.

Jaesoon POV
“apa sebenarnya maksud pria tadi? Apa aku benar mengenalnya? Akh, sebaiknya aku pergi ke kelas saja daripada aku terus bingung seperti ini”ucapku. Aku melangkah menuju kelas tapi aku bingung dengan keadaan di depan kelas yang sangat sepi.. “tumben, bukankah guru yang mengajar tidak masuk hari ini, kenapa sudah sepi begini? biasanya mereka sering berkeliaran di depan kelas”ucapku bingung.. Dan benar saja, memang tidak ada guru yang masuk di kelasku tetapi hanya ada seorang pria yang sedang serius menjelaskan di papan tulis tapi aku tidak bisa jelas melihat mukanya karena tertutup oleh bukunya yang tebal.. “mungkin dia juga murid dikelas ini, kelihatan sekali dari seragamnya”ucapku dalam hati seraya masuk ke kelas.. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku.. “Jaesoon-ah? Kenapa kamu baru masuk?”tanyanya..

~~~~~~~~~~~~~~~~
“Jaesoon-ah? Kenapa kamu baru masuk?”tanyanya. Segera jaesoon berbalik dan tercengang melihat siapa yang didepannya.. “a..aku terlambat masuk tadi, aku kira gurunya tidak datang tapi ternyata kamu yang menggantikan..”ucapku. Namja tadi lalu tertawa kecil.. “Kamu kenapa? Apa kamu kaget karena tahu kalau aku adalah teman sekelasmu? Yah, aku memang selalu tidak terlihat.. baiklah, perkenalkan namaku Choi Minho.. Kamu bisa memanggilku Minho”ucapnya.. Jaesoon lalu segera membungkukkan badannya sedikit sebagai tanda hormat.. “Park Jaesoon imnida.. kamu bisa memanggilku jaesoon..”ucap jaesoon. “aku sudah tahu, kamu tidak perlu meperkenalkan diri lagi, hmm.. namamu terdengar sedikit lucu.. dan juga tingkah lakumu.. hmm, apa kamu lelaki asli?” Goda minho. “Yaa! Aku ini lelaki asli.. apa kamu tidak bisa lihat”ucap jaesoon sambil mengubah gayanya lagi seperti laki-laki. “haha.. iya..iya.. aku percaya, yasudah cepatlah kamu duduk biar aku bisa mengajari yang lain lagi, nanti saja kita lanjutkan obrolannya”ucap minho seraya tersenyum. Melihat senyum minho itu jaesoon tiba-tiba merasa aneh.. “astaga.. kenapa aku ini? Senyum minho.. kenapa jantungku tiba-tiba berdegup kencang melihat senyumnya.. ahh, ayo jaesoon kembali ke alam sadarmu.. kamu disini menyamar sebagai laki-laki, jangan biarkan mereka curiga..”ucap jaesoon dalam hati..

Junhyung POV
“Sudah kuputuskan aku akan meminta bantuan anak itu, jaesoon”ucapku pada pelatih voli kami. Aku sudah menjelaskan masalah yang sedang aku hadapi sekarang pada sang pelatih dan aku berusaha mencari jalan keluar yang terbaik yaitu dengan mencari ketua tim pengganti untuk sementara waktu sampai nilai-nilaku membaik lagi. “apakah kamu yakin anak itu bisa junhyung-ah?”tanya pelatih ragu.  Biarpun aku masih belum terlalu yakin dengan kemampuannya tapi aku akui, aku kagum dengan semangatnya untuk masuk dalam tim voli kita jadi aku putuskan aku akan mengajarinya sampai dia bisa menguasai betul olahraga voli ini.. “ya, aku sangat yakin..”ucapku. “Baiklah kalau begitu, aku akan melihat dulu sampai mana batas kemampuan anak itu.. baru aku bisa memutuskannya”ucap pelatih lagi. “oke.. aku yakin dia bisa, aku akan mengajarinya sampai dia bisa..”tegasku seraya pergi mencari jaesoon menuju kelasnya..

~~~~~~~~~~~~~~~
“Jadi kamu selama ini duduk disitu?”tanya jaesoon.  “Jelas saja aku jarang melihatmu minho-ah, tempat dudukmu terpencil sekali..hahaha”canda jaesoon seraya tertawa. “yaa, enak saja terpencil.. justru tempat duduk ini adalah wilayah paling strategis, jauh dari ancaman guru.. hahaha.. dan juga aku tidak terlalu suka duduk didepan karena menurutku kursi depan itu adalah kursi penderitaan.. selalu saja jadi suruhan guru, lebih baik disini.. aman tentram.. makanya tidak banyak murid baru yang mengenalku, termasuk kamu”ucap minho santai. “hahaha.. betul juga perkataanmu..”ucap jaesoon setuju dan disaat mereka berdua sedang asik berbincang itu tiba-tiba junhyung sudah berada di depan pintu kelas mereka. “aku mau berbicara denganmu.. ini penting..”ucap junhyung cuek.. dan setelah junhyung berkata itu langsung saja jaesoon bergegas mengikuti junhyung dan meninggalkan minho yang masih duduk.. wajah minho memperlihatkan raut muka penasaran.. “apa yang mau mereka bicarakan”ucap minho dalam hati…

Jaesoon POV
“ada perlu apa kamu mencariku? Bukankah masalah tentang eskul voli itu kita bicarakan nanti sore?”tanyaku.. “ya, memang.. tapi aku kesini mencarimu untuk hal sangat penting.. aku ingin kamu membantuku untuk menggantikanku sebagai ketua tim voli pria kami?”jelasnya.. “Mwo? Apa yang kamu katakan? Meng..gantikanmu? apa kau sudah gila? Aku baru saja beberapa hari masuk sekolah ini dan baru saja mendaftar menjadi anggota tim voli kalian, bagaimana bisa aku langsung ditunjuk menjadi ketua tim voli kalian? Aku tidak yakin aku bisa melaksanakannya”jelasku seraya hendak pergi. Tapi junhyung segera menahanku.. “apa kamu tidak mau mewujudkan cita-citamu? Mungkin saja dengan menggantikanku untuk sementara ini kamu akan lebih mudah dikenal orang sebgai pemain voli yang hebat jaesoon-ah.. kamu tidak perlu lagi mengikuti seleksi untuk menjadi anngota tim voli kami dan ini juga bisa memudahkan jalanmu menjadi pemain voli profesional.. kalau boleh jujur aku juga tidak mau sebenarnya memilihmu yang mungkin belum terlalu cekatan dalam bermain voli untuk menggantikanku, tapi aku punya alasan yang kuat untuk itu.. jadi aku mohon bantulah aku, aku berjanji juga akan mengajarimu sampai kamu menguasainya betul..”jelas junhyung. Cukup lama aku berpikir berusaha untuk menjernihkan pikiranku dari semua perkataan junhyung itu.. “baiklah, mungkin akan aku pikirkan dulu.. nanti sore aku akan memutuskannya saat aku tiba di asrama nanti”ucapku seraya hendak pergi karena bel masuk sudah berbunyi sejak lama..  “aku harap keputusanmu tidak mengecewakanku, bagaimanapun juga ini juga bermanfaat untuk masa depanmu..”ucap junhyung seraya pergi..

~~~~~~~~~~~~~~
Permintaan Junhyung tadi masih terngiang di benak jaesoon.. Ia masih ragu untuk menerima permintaan junhyung itu, tapi disatu sisi jaesoon juga sebenarnya tertarik dengan tawaran junhyung itu karena itu bisa jadi langkah selanjutnya untuk ia bisa membuktikan kepada teman-temannya dulu bahwa ia bisa mengalahkan tim voli pria sekolahnya dulu. Setelah lama berpikir akhirnya jaesoon sudah mengambil keputusannya.. “ya, mungkin perkataan junhyung ada benarnya.. mungkin ini bisa bermanfaat bagiku”ucapnya yakin “dan aku juga sudah memutuskan untuk tinggal menetap di asrama pria itu”ucapnya sambil tersenyum dan tanpa jaesoon sadar, minho sudah sedari tadi melihat tingkah laku jaesoon itu dan ia juga ikut tersenyum penuh arti..

Junhyung POV
“aigoo, dimana sebenarnya anak itu sekarang? Kenapa dia belum datang juga? Sudah jam berapa ini.. harusnya dia sudah ada di asrama sore ini tapi kenapa sampai malam begini dia belum juga datang..”omelku kesal. Aku teringat lagi perkataan jaesoon tadi siang sepulang sekolah, ternyata dia sudah memutuskannya lebih awal dan akhirnya ia bersedia untuk menggantikanku sementara waktu ini dan tanpa sadar aku tersenyum mengingat tingkah laku jaesoon selama ini.. “anak itu, kelakuannya apalagi melihat penampilannya sangat tidak memperlihatkan kalau dia itu laki-laki tapi kuakui dia anak yang tidak pernah patah semangat..”ucapku sambil tersenyum kecil. Dan akhirnya aku melihat jaesoon dari kejauhan sana, ia terlihat membawa banyak barang di badannya. “Yaa, baboya.. apa kamu kira kamu akan tinggal di asrama ini bertahun-tahun? Kenapa barang bawaanmu banyak sekali? Apakah ini semua kebutuhan utamamu? Kenapa banyak sekali, seperti wanita saja.. dan dimana kamu akan meletakkan semuanya ini? Cepat bawa pergi lagi sebagian barangmu ini, kamu kan bisa mengambilnya lagi kalau memang perlu tidak perlu membawa sebanyak ini.. aigoo..”omelku kesal ketika ia sudah sampai didepan asrama.   “ Mwo? Apa kamu sudah gila? Kamu sangat tidak kasihan padaku membawa begitu  banyak barang seperti ini? Dan kamu suruh aku lagi pergi untuk mengembalikannya? Shirreo.. Lagipula aku malas kalau harus pulang pergi untuk mengambil barangku lagi.. dan apa kamu bilang tadi? Wanita? Enak saja kamu bilang.. memang cuma wanita saja yang bisa membawa barang sebanyak ini? Laki-laki juga bisa.. ini semua adalah kebutuhan utamaku..”ucap jaesoon balas mengomel. Aku hanya bisa diam mendengar omelannya itu, percuma aku membalas omongannya itu.. aku pasti akan kalah juga.. “sudah cukup kamu mengomel, kupingku panas mendengarnya.. Hhh..cerewet sekali”dengusku kesal. Tanpa sempat memberinya celah untuk berkata-kata lagi akupun langsung bergegas mengantarnya menuju kamar yang sudah tersedia di asrama itu..

Jaesoon POV
Aku hanya bisa mengomel dalam hati melihat tingkah laku pria ini sambil mengikutinya berjalan mencari kamarku.. “dasar namja sok tahu.. bisa-bisanya dia memarahiku tadi, apa dia tidak sadar kalau aku ini adalah penyelamatnya.. dasar tidak tahu terimakasih.. menyesal aku menerima permintaannya tadi siang..”omelku dalam hati.. Sambil menahan rasa marahku terhadap junhyung aku melihat sekilas keadaan asrama ini, lumayan bersih.. cukup bersih untuk asrama laki-laki.. tapi aku masih merasa sangat risih berada disini, penuh dengan laki-laki.. sambil mengedipkan mata aku melihat-lihat apa yang sedang dilakukan para pemain voli pria disini.. sangat mengerikan.. “apa yang sedang mereka mainkan itu? Sebuah serangga.. Hiiii..”heranku. Sedang asik berjalan menyusuri koridor asrama tiba-tiba ada sesuatu yang mendarat di atas kepalaku, segera saja aku ambil sesuatu itu di atas kepalaku.. “Kyaaaa.. apa ini ???!!! Yakkkk..”teriakku sambil kulemparkan segera kelantai. Ternyata yang mendarat di atas kepalaku itu adalah underwear pria, sontak saja aku langsung terkaget dan melempar underwear itu jauh-jauh dan menimbulkan keheranan bagi pria-pria yang ada disekitar situ. Secepatnya aku tersadar akan reaksi mereka.. “ehm.. tadi.. aku kira itu adalah serangga makanya aku langsung berteriak.. karena aku phobia terhadap serangga.. Jeonseonghamnida”jelasku sambil bersuara agak berat dan lantang agar meyakinkan mereka dengan identitasku dan untungnya mereka langsung berkeliaran pergi melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing tanpa memperdulikanku lagi. Aku lalu lanjut berjalan dan mendapati junhyung yang terpaku heran melihat penjelasanku tadi.. “Hhrghh..”desah junhyung heran lalu berbalik pergi. “Arghh, baru beberapa jam aku di asrama ini sudah ada yang membuat aku takut dan khawatir.. bagaimana dengan selanjutnya? Mudah-mudahan aku bisa bertahan.. “jangan pernah takut jaesoon-ah.. anggap saja mereka itu semua perempuan, jadi tidak perlu merasa risih dan canggung lagi..”semangatku dalam hati..

~~~~~~~~~~~~~~~
“Ini adalah kamarmu, mulai sekarang sampai pertandingan seleksi itu berakhir kamu akan tinggal disini..”jelas junhyung.  “sebenarnya kamar ini ditempati dua orang, tapi karena kita kekurangan satu pemain lagi jadi untuk sementara kamu tinggal sendiri disini..”ucap junhyung. Jaesoon hanya menganggukkan kepala tanda mengerti. “dan jangan lupa besok kamu harus bangun pagi sekali, karena aku akan mulai mengajarimu dari awal”ucap junhyung dan lalu bergegas pergi menuju kamarnya.  Dalam hatinya, jaesoon sangat lega karena dia tidak mempunyai teman sekamar karena itu berarti tidak ada yang bisa dengan mudah tahu mengenai identitasnya dan segera saja dia masuk kedalam kamarnya dan segera beristirahat karena mulai besok pagi dia akan menjalani latihan rutinnya..

Junhyung POV
“Ayo.. cepat larinya, jangan suka berlambat-lambat jaesoon-ah”teriakku. Pagi-pagi buta aku dan jaesoon sudah memulai latihan kami dan dimulai dengan pemanasan terlebih dahulu. Anak ini sangat lambat dalam berbagai hal.. menyesal aku telah memillihnya untuk menggantikanku, tapi biarlah.. semua sudah terlanjur yang aku harus lakukan sekarang adalah membuat anak ini bisa bermain voli dengan sempurna.  “YAA! Kenapa kamu ini bodoh sekali? Apa kamu tidak tahu cara servis yang benar? Berapa lama sebenarnya kamu sudah bermain voli? Kemampuanmu sangat jelek sekali..”omelku nyaring sambil terus memperhatikan jaesoon yang sudah mencoba melakukan servis berkali-kali tapi tidak ada satupun servisnya yang mengarah tepat diatas net, selalu saja menghantam net voli dan itulah yang membuatku selalu emosi lalu mengomelinya.  “Yaa!! Kau kira aku daritadi tidak berusaha? Aku sudah berusaha keras untuk menservis bola ini dengan benar, bolanya saja yang mungkin sedang dirasuki hantu penunggu asrama ini makanya arah bolanya tidak pernah menuju atas net.. aku minta jangan suka membentakku.. kau kira aku tidak lelah berlatih seperti ini!!”omel jaesoon keras tidak kalah nyaring.  Merasa syok dengan omelan jaesoon tadi, aku terdiam sebentar.. kadang-kadang aku muak kalau harus berdebat dengan anak ini.. selalu saja tidak pernah ada penyelesaiannya dan akupun langsung seketika mengambil bola voli ditangan jaesoon dan mulai mengajarinya secara bertahap.. akhirnya setelah sekian jam mengajarinya teknik voli yang benar, jaesoon sudah mulai bisa dengan cekatan melakukan servis, passing, dan smash yang benar. Memang tidak mudah mengajari anak itu dengan cepat, tapi jaesoon mempunyai semangat yang pantang menyerah dan itu juga yang membuatku senang pada semangatnya yang tidak kenal lelah itu.. Sudah cukup lama kami berlatih dari mulai pagi tadi, aku lihat dari kejauhan langkah jaesoon mulai gontai.. tersirat ekspresi kelelahan di wajahnya..

Jaesoon POV
“ahh.. aku lelah sekali.. lama-lama aku bisa tewas terkapar (?) kalau aku harus diajari oleh junhyung itu.. apa dikiranya aku ini pasukan angkatan militer? Yang bisa diteriaki setiap saat dia mau? Dasar yong junhyung jelek.. jinjja baboya..!!”geramku sambil berjalan gontai. Tanpa sadar aku merasa kakiku menjadi lemas dan rasanya tidak kuat lagi untuk melangkah.. langkahku mulai oleng dan serasa dunia berputar dengan cepat segera saja aku merasa tubuhku terasa ringan.. pandanganku mulai terlihat gelap dan aku hampir saja terjatuh ke dalam kubangan di lapangan ini tapi tiba-tiba saja aku merasa ada yang menahan dan menarikku sehingga aku tidak terjatuh ke dalam kubangan tapi dengan segera aku merasa aku menindih seseorang tapi aku masih tidak terlalu kuat untuk bergerak dan membuka mata.. “Yaa.. jaesoon-ah, berapa lama lagi kau akan menindihku seperti ini?”tanya seseorang yang sekejap langsung mengagetkanku..

~~~~~~~~~~~~~~~~
“Yaa.. jaesoon-ah, berapa lama lagi kau akan menindihku seperti ini?”tanya junhyung. Berapa detik kami masih terdiam memandang satu sama lain tanpa bergidik dan dengan secepat kilat setelah mendengar perkataan junhyung itu jaesoon sekejap bangun dan merapikan penampilannya.. “mi.. mian.. aku tidak tahu kalau aku menindihmu.. kamu tidak apa-apa kan junhyung-ah?”tanya jaesoon.  “harusnya aku yang bertanya keadaanmu.. kenapa kamu ini sangat bodoh?! Sudah tahu kalau didepanmu tadi itu adalah kubangan tetap saja kamu mau terjatuh disana? Apa ada setan penunggu asrama yang merasukimu sampai kau bisa hampir pingsan tadi? Aku rasa tidak ada laki-laki yang memiliki keanehan seperti kamu ini.. Hhrggh”omel junhyung.  Jaesoon menatap junhyung dengan tatapan kesal..  Ya, jaesoon sekarang mungkin sudah dirasuki setan penunggu asrama.. setan yang bisa kapan saja mencengkram junhyung karena geram, mungkin saja kalau jaesoon tidak ingat ini adalah asrama sekolah dia mungkin akan segera memutilasi junhyung saking geram dengan kelakuan junhyung itu..(#sadiss)   “TERSERAH KAU MAU BERKATA APA.. AKU LELAH!! Aku lelah harus beradu mulut denganmu lagi.. kamu memang tidak punya hati junhyung-ah..”bentak jaesoon nyaring lalu bergegas pergi menuju kamarnya meninggalkan junhyung yang masih melongo (?) melihat reaksi jaesoon tadi..

Jaesoon POV
Hari yang melelahkan.. untung saja malam ini aku bisa istirahat dengan tenang sambil menikmati keindahan lapangan voli disini.. memang sangat nyaman duduk menyendiri disini sambil ditemani semilir angin malam, membuatku sedikit menghilangkan rasa geramku terhadap junhyung tadi siang.. aku juga merasa sedikit bersalah kepadanya karena mungkin aku terlalu emosi tadi, sebenarnya tadi bukan salah dia sepenuhnya bahkan aku merasa berterima kasih karena sudah ia sudah menahanku agar tidak terjatuh dalam kubangan tdai tapi sikapnya yang suka sekali membentakku itulah yang aku tak suka.. bagaimanapun manusia punya batas kesabaran juga.. mungkin nanti aku akan minta maaf kepadanya. Sambil melihat sekeliling lapangan voli aku jadi teringat latihan yang kami lakukan tadi pagi, tiba-tiba aku tersenyum kecil mengingatnya.. “dasar nappeun namja.. jelekk.. hhrggg”ucapku sambil tersenyum. “tapi ngomong-ngomong dimana dia sekarang? Tadi waktu makan malam juga dia tidak kelihatan.. ah, biar sajalah.. aku juga malas melihat mukanya yang sok itu (ingatt omma#plakk)..”ucapku seraya menikmati lagi keindahan malam di lapangan voli ini.

Junhyung POV
Aku memikirkan ulang lagi apa yang disampaikan oleh pelatih tadi.. Dia sudah menemukan pemain tambahan lagi untuk anggota tim voli kami dan hebatnya orang itu langsung lolos tanpa mengikuti seleksi terlebih dahulu.
Flashback~
“Junhyung-ah, aku mau memperkenalkan calon pemain baru tambahan untu tim kita.. aku sudah melihat kemampuannya bermain voli dan patut diacungi jempol.. sekarang aku akan memperkenalkannya padamu..”ucap sang pelatih
“annyeonghaseyo.. choi minho imnida”ucap minho tegas.
“mulai sekarang dia adalah anggota tetap tim kita, aku harap kamu bisa mengajari minho dengan baik sama seperti kamu mengajari bocah penggantimu itu..”tegas sang pelatih.  “baiklah.. aku mengerti..”ucapku.
Flashback end~

“Choi Minho? Kenapa dia? Aku tidak pernah melihatnya bermain voli sebelumnya.. kenapa ia langsung bisa diterima menjadi anggota baru tanpa sepengetahuanku? Pasti ada sesuatu yang sedang direncanakan anak itu.. tidak  mungkin dia begitu saja berminat bergabung dengan tim voli kami, karena aku lihat selama 2 tahun ini dia tidak ada memiliki rasa tertarik untuk mendaftar ikut bergabung..”pikirku bingung.  “yah, mungkin aku bisa melihat kemampuannya dulu sambil mencari tahu maksud anak itu sebenarnya.. Tapi.. hmm, apa mungkin ini ada hubungannya dengan jaesoon?”ucapku penuh tanya..

~~~~~~~~~~~~~~~
Belum berapa lama Jaesoon asik berbaring di kamarnya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.. segera dia membuka dan mendapati pelatihnya yang berada tepat di depan pintu.. “Oh.. apakah ada sesuatu yang penting pak?”tanya jaesoon..  “iya, karena saya mau memberitahumu sesuatu.. mulai sekarang kamu akan kedatangan teman sekamar yang baru.. karena hanya kamarmu yang tersisa satu, jadi karena itu aku menemuimu..”jelas sang pelatih.  “Mwo? Jinjjayo? Jadi bapak sudah mendapatkan pemain tambahan yang baru? Siapa? ”tanya jaesoon kaget.  “Iya, jadi aku mohon kamu bisa bekerjasama dengan baik dengannya.. dan itu orangnya sudah datang..”ucap pak pelatih sambil menunjuk ke arah koridor..  Segera saja jaesoon melihat ke arah koridor dan segera dia langsung terkaget melihat siapa yang datang. “Mwo? Kenapa bisa dia menjadi teman sekamarku?! Ini pasti tidak mungkinn.. ini tidak boleh terjadi.. Bagaimana kalau dia sampai tahu identitasku yang sebenarnya???!!!…. teriak jaesoon dalam hati..

To be continued..

Hehehe.. Mian TBC saat-saat seperti ini.. karena memang diharuskan untuk di TBC.. (#apaan coba? Tidak usah dihiraukan) hahaha.. buat yang penasaran siapa teman sekamarnya jaesoon ditunggu yaa di part 3 nya yang masih in proses.. (widihhh..).. kalau ada reader yang mau coba tebak-tebak juga boleh, silahkan tebak di komen dibawah.. (nunjuk” kebawah.. Loh kok gg ada? Hahaha) nanti bakal terjawab juga di part 3.. wkwkwkwk.. sekali lagi olvie mau ngucapin gomawo banget buat yang mau baca ff olvie ini dan beri komen.. Olvie harap komennya dari readers semua buat jadi penyemangat olvie.. Sekali lagi gomawo yaa 😀 (bow 90 derajat..) 😀