Title : Angel’s Wings

Author : KeyDJeL

Length : Short Oneshot (1.500 words)

Genre : Fantasy, Family, Little Romance

Cast :   Yoon DooJoon ‘Beast’

Lee Ah Sun/MeKey (OC)

Other just for cameo

The Plot in this FF is MINE, NO BASHING AND PLAGIARISM! Walaupun ini fanfic hancur, tolong HARGAI author dengan komen dari reader, gumawo *bow*

p.s: saya baru dalam dunia per-ff-an, sangat dimohon kritik dan sarannya yang membangun. Mian kalo ff ini jelek, pendek dan bahasa agak berat^^, Happy Reading~

Aku melangkah gontai ditengah jalanan kota, tak memperhatikan arah langkah kakiku menapak, yang ada dalam fikiranku sekarang hanyalah bagaimana bisa menyembuhkan luka mental yang terlanjur menganga ini. Kakiku terus melangkah dengan sesukanya. Omelan dan makian marah orang yang kutabrak tanpa sadar seolah berbalik sebelum menyentuh pikiranku untuk membuatku mengatakan maaf kepada mereka. Terus seperti itu hingga aku menemukan akhir langkahku saat ini. Sungai Han mengalir didepanku, mengalir dengan tenangnya. Ingin rasanya hidupku juga seperti itu, apapun yang masuk kedalamnya, hanya akan mengalir mengikuti arusnya. Aku terduduk didepan sebuah pohon besar dengan lutut bersimpuh kerikil, aku yakin sekarang tampangku sangat aneh, rambut acak-acakan, dan kantung mata hitam dan muka kusut, lebih tepat dikatakan seperti mayat berjalan. Aku menyandarkan kepalaku dibatang pohon besar Dan berfikir sejenak dengan semua perasaan yang berkecambuk dihatiku.

“I will kill you!” aku berteriak sekuat tenagaku, mengancam orang yang kini berada entah dimana, orang-orang yang lewat baik di jalan maupun diatas jembatan menatapku dengan tatapan sinis dan heran, mungkin mereka kira kenapa ada orang yang begitu gila berteriak ditengah keramaian kota seperti ini. Namun, apa peduliku dengan pikiran mereka sedangkan pikiran sendiri masih dipenuhi pertanyaan-pertanyaan gila yang tak pernah terjawab. Para tetua atau pemuka agama selalu berkata hidup itu adil, tapi sementara yang aku rasakan?

“hidup tak pernah sempurna. Jika kau menginginkan jawaban semua pertanyaanmu, kau harus berusaha mencarinya.” suara lembut seorang gadis yang entah kenapa mampu membuatku terdiam sejenak dengan aura sejuk yang menenangkan, aku menoleh, memandang seorang gadis aneh namun cukup manis yang memakai gaun putih dan sesuatu yang aku sendiri menolak untuk mempercayainya, Sayap!

“a… Apa maksudmu?” tanyaku tergagap.

“kau akan mengetahui nanti.” ucapnya, sesuatu yang aneh terjadi lagi, sayapnya mulai berkepak, aku yakin bahwa sekarang aku sedang berhalusinasi.

“t…tapi, siapa kau?” aku kembali tergagap.

“kau akan tau nanti, karna untuk seterusnya aku akan selalu bersamamu.” ucapnya, sayapnya berkepak dan ia mulai terbang menjauh. Dan saat itu aku sangat yakin bahwa aku sedang di alam mimpi!

Beberapa waktu berlalu semenjak kejadian itu, dan yang jelas keyakinanku saat itu salah besar! Aku tidak sedang bermimpi.

*few hours later~

“aku pulang.” dengan enggan aku melangkah masuk kerumah yang hampir menjadi neraka dunia bagiku.

“kenapa telat pulang, DooJoon? Apa kau sudah makan?” seorang wanita tua dengan dandanan ibu rumah tangga bermuka lembut berdiri didepanku dengan wajah cemas yang aku yakin diperbuat sedemikian rupa.

“bukan urusanmu!” jawabku sambil lalu, berjalan lurus tanpa menghiraukan sosok didepanku itu.

“bersikaplah lebih sopan kepada ibu!” hah, dia lagi, pelindung utama

wanita ini.

“siapa yang kau panggil ibu? Dia yang menyebabkan ibuku dan lelaki k*p***t itu meninggal?” bentakku.

“DooJoon-ah, ibu meninggal bukan karena dia. Dia muncul sesudah ibu meninggal, dan ayah meninggal karena kecelakaan. Sadarlah !” ia tak kalah membentak.

“kau itu kakakku atau bukan? Kau selalu membelanya. Apa peduliku dengannya. Dan jangan pernah sebut lelaki itu sebagai ‘Ayah’ !” kupukul dinding disampingku hingga retak dan berlalu dari tempat itu menuju kamarku.

Aku terduduk diatas tempat tidurku dengan segala pikiran kacauku. Semua hidupku hancur karena wanita itu, dia datang dan langsung mengambil semua milikku. Aku tak mempermasalahkan jika ia mengambil lelaki ‘yang-tak-pernah-aku-sukai’ itu, tapi aku tak rela ia mengambil kasih sayang dari kakakku, satu-satunya orang DULU yang menjadi peganganku.

andai saja ibu masih ada, tentu saja hidupku tak akan menjadi seperti ini.

“berhenti meratapi nasibmu, aku yakin ibumu tak akan senang mengetahui anaknya menjadi anak yang nakal sekarang. Apa kau bangga dengan sebutanmu sebagai bad boy ? Sayangnya aku yakin ibumu tidak!” gadis itu lagi, ia terduduk dijendela dengan sayapnya mengarah keluar, menyindirku tajam.

“tau apa kau tentang ibuku ?” aku menatapnya dengan tatapan ingin membunuh.

“memang aku tak tau, tapi aku tau pasti bahwa setiap orangtua pasti tak menginginkan anaknya bersifat jahat terhadap orang yang menyayanginya. Mereka pasti sedih. Bukan begitu, DooJoon?” ia melangkah menusuri ruang kamarku, 2 sayap anggunnya terletak elok dipunggungnya. Aku terdiam sejenak berusaha mencerna kata-kata gadis itu.

“tidakkah kau sadar? Bahwa kakakmu dan Ibu tirimu begitu menyayangimu? Dan kau malah membalasnya dengan sifat yang sangat tidak diharapkan.” kali ini ia berbicara sambil berkacak pinggang.

“tau apa kau tentang perasaan mereka?” bentakku.

“aku tau perasaan siapapun terhadapmu melebihi kau mengetahui perasaanmu terhadap dirimu sendiri. Karena aku, guardian angelmu.” ia mengambil posisi duduk di meja belajarku, menatapku tajam.

“hentikan omong kosongmu!” kesabaranku habis!

“berfikirlah dewasa dan realistislah, adakah seseorang yang tak punya hubungan darah denganmu dan kakakmu bertahan demi mengurusi kalian tanpa dibayar sepeserpun?” ucapnya. Perkataannya kali ini membuatku terperangah, dengan sangat berat hati aku mengakui apa yang dikatakannya.

“bangun, dan perbaiki hidupmu. Begitu banyak pertanyaan yang berkecambuk dipikiranmu, padahal jawaban atas semuanya hanya 1, kata sederhana yang terdiri dari 4 huruf, Love L.O.V.E! Pernahkah kau memikirkan itu? Tidak, tentu tidak, karena hatimu tertutup oleh ego besarmu.” ia melipat tangannya, lama aku terdian mencerna semua kata yang diucapkannya.

“sudahlah, semua terlanjur terjadi.” Ucapku dengan pertahanan ego yang masih tersisa, .

“semua yang permanent, apa kau yang terlalu gengsi untuk mengakui kesalahanmu? Ayolah, jangan membuatku tertawa.” sindirannya begitu pedas.

“jangan protes. Yang harus kau lakukan sekarang adalah membuktikan kepadaku bahwa kau bisa bersifat dewasa!” ia memotong ucapanku bahkan sebelum aku bisa membuka mulutku.

“apa yang harus kulakukan…” kurasa tubuhku mulai lemas.

“minta maaflah kepada kakak & ibu tirimu, dan berusaha merubah semua sifat jelekmu.” kali ini ia tersenyum, senyuman yang membuatku nyaman.

“terima kasih…”

“MeKey, panggil aku MeKey.” sambungnya.

“terima kasih, MeKey…” ucapku, melangkah menuju bawah untuk meminta maaf kepada orang-orang yang paling berharga dalam hidupku.

***

Gadis itu, MeKey, bukanlah halusinasiku. Ia nyata ! Aku bisa memastikannya ketika aku secara langsung memegang sayap indah putih itu, begitu lembut dan membuat siapapun akan betah memegangnya. MeKey merupakan sesuatu yang membuat hidupku berubah. Ia merupakan sisi lain dari diriku yang terpendam. Semua masalahku perlahan-lahan selesai dengan bantuannya yang keluar dari mulutnya, melalui nasehat, petunjuk, yang ‘selalu’ berupa sindiran halus maupun kasar, membuat jalan hidupku lebih terurus. Uluran tangan dan terkadang pelukan hangat darinya sangat membantu dalam memberikan dorongan mental untukku. Entah kenapa aku merasakan sesuatu yang lain terhadapnya, sesuatu yang tak wajar dirasakan oleh makhluk sepertiku terhadapnya, guardian angelku.

“hmm, MeKey. Apa yang aku rasakan kali ini salah ?” ucapku suatu ketika.

“aku rasa ya. Semuanya serba salah sekarang, maksudku bukan dalam artian hidupmu, melainkan perasaanmu terhadapku. Tak mungkin jika kau merasakan hal itu terhadapku. Karena setelah ini, aku tak akan pernah kembali bersamamu lagi.” suaranya terdengar berat.

“apa maksudmu?” aku sedikit terkejut mendengarnya.

“tugasku selesai. Hidupmu kembali teratur, setelah ini aku akan pergi, segala ingatanmu tentangku akan terhapus. Dan aku harap, rasa itu juga akan terhapus.” harapnya, memandangku dengan tatapan aneh.

“tapi sebelumnya, izinkan aku menyanyikan sebuah lagu untukmu. Well, anggap saja sebagai ucapan terimakasih terakhirku” itu permintaan terakhirku sebelum berpisah dengannya, ia mengangguk dan tersenyum indah, sangat indah. Kuambil gitarku, dan mulai bernyanyi dengan suaraku yang agak serak.

“i would die for you, lay down my life for you…” bait pertama lagu itu mulai terdengar, MeKey memejamkam matanya, terlihat seperti sedang menikmati lagu yang kubawakan.

On angel’s winds, an angelical formation
Angel’s wings, like letters in the sky
Now I know no matter what the question
Love is the answer
It’s written on angel’s wings

(Angel’s Wings-Westlife)

     “love is the answer, it’s written on angel’s wings…” aku mengakhiri laguku. Kutatap wajah MeKey, berharap bisa menyimpannya dalam ingatanku, air mata jatuh perlahan di matanya, sayap MeKey mulai mengepak, ia membuka matanya.

“sekarang waktunya, aku harus pergi. Terima kasih.” ucapnya, tersenyum sangat manis, yang berarti senyuman terakhir bagiku, lalu terbang menghilang. Dan segera saja, semua gelap.

*a month later

“DooJoon, cepat turun, nanti kau bisa terlambat kesekolah.” panggil ibu.

“sebentar, aku masih mencari bukuku yang hilang.” jawabku, masih sambil mencari-cari bukuku.

“bulu?” aku terdiam menatap benda yang kini kupegang. Mataku merasa asing dengan bulu berwarna putih aneh yang indah itu, namun hatiku seolah berlonjak senang ketika melihat bulu ini yang aku yakin bukanlah bulu burung.

“DooJoon, cepatlah!”

“tunggu, hyung.” sahutku, kuputuskan untuk menyimpan bulu ini, karena bulu ini menimbulkan kesan tersendiri bagiku, yang aku sendiri tak tau alasannya. Entahlah ?

Aku akhirnya turun dan berangkat sekolah, tanpa kusadari ada yang memperhatikanku sambil tersenyum manis di jendela, mengepakkan sayapnya, lalu pergi!

***

“annyeong haseyo. Aku Lee Ah Sun, salam kenal. Mulai sekarang aku teman baru kalian.” Suara anak baru itu membuatku mendongakkan kepalaku, terasa tak asing bagiku. Gadis itu tersenyum memandang teman-teman barunya. ‘MeKey’ kata itu seolah bergaung dihatiku, kata asing namun entah kenapa bermakna bagiku. Semua terasa terhenti dikepalaku, mataku tak bisa berpaling dari gadis bernama Ah Sun ini, bahkan ketika Han Seongsaengnim menyuruhnya duduk disampingku aku terus menatapnya berjalan ke bangku disampingku.

“err, salam kenal.” Ah Sun tersenyum kearahku, manis~ seolah ada musik yang berputar di kepalaku, ring ding dong ring ding dong!

“ehem, ada yang salah denganku?” tanyanya lagi ketika aku terus menatapnya tanpa menjawab salam perkenalannya.

“ah, tidak. Salam kenal.” Jawabku, membalas senyumannya.

Entah kenapa pikiranku tak bisa berkonsentrasi dengan pelajaran kali ini, beberapa kali aku mendapati diriku sendiri memandang gadis yang baru kukenal 15 menit yang lalu ini. Gadis itu membuatku teringat pada seseorang, anehnya aku sendiri tak ingat siapa. Ada detakan aneh setiap aku menatap Ah Sun.

“err, Ah Sun-ssi.” Panggilku tiba-tiba.

“ya?”

“jadilah pacarku.”

Kata itu seolah sudah terpendam lama dan menunggu keluar dari mulutku untuk gadis yang kini menatapku heran, aku tersenyum meyakinkan,terdiam untuk menunggu Ah Sun menjawab pernyataan ‘aneh’ dariku, sedangkan sesuatu di hatiku mengumamkan kata ‘terima kasih’ entah kepada siapa.

*End*