Annyeongggg… Tam kembali lagiii…
Lama gak ngepost rasanya kangen sama reader semua.

Waktu Tam bikin FF ini, keadaan hati jadi galau. Dan otomatis bikin bahasa sama jalan ceritanya aneh… :s Mian yaa reader… *bow* (kog jadi curcol yaa?)

Oke, Tam tetep minta comment dari kalian. Comment kalian itu vberharga banget loh buat Tam. Jadi comment yaa… 😀

Okee… Ini dia…

Author             :           Tam.P
Genre              :           Romance, sad
Rating              :           PG15 (Author baru 14 xD)
Category         :           Oneshoot

Tes… Tes… Tes…
Keduanya turun bersamaan. Hujan dan… Air mataku.

Kenapa semua ini terjadi padaku? Apa aku tidak boleh merasakan kebahagiaan? Kenapa semua orang tidak pernah menganggapku ada? Semuanya tidak pernah memperdulikan aku. Aku hanya ingin mereka melihatku.

Kenapa kebahagiaan selalu jauh dari hidupku? Kenapa? Dan kenapa saat kebahagiaanku baru saja datang, itu tidak berlangsung lama? Hanya sebentar dan membuat luka yang dalam di hatiku. Membuatku semakin terpuruk dalam kesendirian.

Aku masih sanggup kalau harus hidup sendiri. Tapi aku tidak bisa tanpamu.

Tes… Tes… Tes…
Air mataku keluar semakin deras bersamaan dengan hujan yang juga turun semakin deras.

Semua kejadian itu, berputar di kepalaku. Kebahagiaanku yang hanya datang sebentar lalu pergi begitu saja. Semuanya berputar dari awal pertemuanku dengannya…

___________________________________________________________________________

Winter

First Snow at Namsan Tower
07.00 PM

“First meet with you…”

Aku berdiri di puncak Namsan Tower, melihat orang-orang yang berlalu lalang di bawah sana sambil sesekali tersenyum miris.

Aku merasa diriku sangat bodoh saat ini. Tapi, mungkin kalau aku mengakhiri hidupku semuanya akan berubah. Toh tidak ada yang akan merasa kehilangan. Mereka tidak akan perduli padaku dan keadaanku.

 Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang lembut dan sejuk mendarat di tanganku. Salju.

Aku mendongakkan kepalaku ke atas dan melihat salju-salju berjatuhan. Ini salju pertama tahun ini. Dan aku lagi-lagi tersenyum miris. ‘Apa mimpiku tidak bisa terkabul? Aku ingin melihat salju pertama turun bersama orang yang aku sayangi.’ Batinku.

Aku menutup mataku dan saat itu air mata tumpah ke pipiku. Aku melangkahkan  kakiku ke depan dan udara dingin serasa menusuk tulangku setiap kali aku melangkahkan kaki.

Aku tetap menutup mataku dan terus melangkah…

“Apa yang ada dipikiranmu sekarang? Apa kau ingin mencoba untuk lompat dari sini?” Siapa itu? Siapa yang berbicara tadi? Siapa yang menggenggam tanganku ini?

Aku menoleh mencari pemilik suara itu, dan aku menemukannya. Wajahnya sangat familiar bagiku. Tapi aku tidak bisa mengingatnya.

“Siapa kau? Kenapa kau bisa ada disini?” Sahutku.

“Tidak perduli siapa aku. Dan kenapa aku bisa ada disini? Awalnya aku ingin melihat memandangan kota Seoul saat salju turun dari sini. Tapi yang aku lihat malah seorang gadis yang mencoba untuk bunuh diri. Apa yang ada dipikiranmu hah?”

“Sini…” Dia menarik tanganku dan menyuruhku duduk di kursi yang ada di dekat sana. Dia melepas mantelnya dan memakaikannya padaku lalu duduk di sebelahku.

“Kau…”

“Gwenchana. Kau kelihatan kedinginan.”

“K… Kamsahamnida…”

“Jadi, siapa namamu? Dan… Kalau aku boleh tahu, kenapa kau mencoba untuk melakukan hal itu?” Tanyanya. Apa aku harus menjawabnya? Biar bagaimanapun aku baru mengenalnya.

“Jang Hyun Ra imnida.” Lalu aku mengambil napas panjang dan mulai berbicara lagi. “Dan tadi…”

“Kalau kau tidak kuat, jangan dipaksa.” Katanya lagi. Tapi aku menggeleng kuat. Entah kenapa aku ingin menceritakannya. Aku ingin mengeluarkan semuanya. Semua hal yang membuat dadaku terasa sesak.

“Tidak ada yang memperdulikan aku. Orang-orang disekitarku, semuanya malah tidak memperdulikan aku. Mereka tidak pernah menganggapku ada. Bahkan melihatku saja mereka tidak pernah. Jadi, untuk apa aku hidup kalau begitu? Kalau aku tidak dianggap? Toh kalau aku tidak ada pun mereka tidak akan memperdulikan aku.” Kataku sambil menahan air mataku yang sudah mau tumpah. Rasa sesak itu kembali menyerangku. Sesak sekali.

“Bodoh…” Aku menoleh menatapnya yang tetap memandang lurus ke arah salju-salju yang turun.

“Huh?”

“Kau itu bodoh sekali. Tidak ada orang di dunia ini yang tidak diharapkan keberadaannya. Pasti ada yang akan merasa kehilangan kalau kau tidak ada.” Aku terdiam. Apa benar begitu? “Kau harus janji padaku, jangan melakukan hal bodoh seperti itu lagi. Oke?” Katanya lalu mengarahkan jari kelingkingnya ke depan wajahku.

Diam… Aku hanya diam sampai akhirnya aku menautkan jari kelingkingku juga ke jari kelingkingnya.

“Ne…” Jawabku. Aku tidak tahu kenapa, perasaanku jauh lebih tenang sekarang. Dan aku baru sekali merasakan hal seperti ini. Dimana ada orang yang memperdulikan aku.

“Emm… Kau belum mengatakan siapa dirimu.” Kataku kemudian.

“Kau benar-benar tidak mengenalku? Aigoo… Kukira kau bercanda saat menanyakan siapa aku. Apa aku memang tidak terkenal di antara member yang lain?” Hah? Pabo. Mana bisa aku bercanda di saat-saat seperti itu? Aigooo… Dan member? Apa maksudnya?

“Huh? Maksudmu?”

“Hhh… Jamkkanman…” Dia menarik napas panjang, sedangkan aku hanya memandangnya dengan tatapan heran. Apa yang mau dia lakukan?

“Jigeum boda naega deo deo deo
Neoreul saranghalge my girl
You you you my girl…”

Potongan lagu ini?

“Sekarang kau tahu siapa aku?” Tanyanya sambil kembali tersenyum. “Jang Hyun Seung imnida…”

___________________________________________________________________________

Spring

 “He changed my life…”

Sejak itu, hubunganku dengannya semakin dekat. Dia orang pertama yang membuatku bisa tersenyum tulus dan tertawa lepas. Dia orang pertama yang bisa membuatku benar-benar hidup. Dia orang pertama yang membuatku benar-benar merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. Dia orang yang mengajariku betapa berharganya hidup ini. Dia orang yaang sudah mengubah hidupku…

Tidak hanya mengubah hidupku, dia orang yang sudah mengisi hatiku. Mungkin aku memang bodoh karena menyukai seorang penyanyi yang cukup terkenal. Tapi sekuat apapun aku mencoba menghilangkan rasa itu, rasa itu tetap tidak berubah. Bahkan semakin dalam.

Drrt… Drrt… Drrt…

From : Jang Hyun Seung

Hyunra-ya, aku akan menjemputmu jam 7 nanti. Siap-siap sekarang ya…

“Ini jam berapa? Jam setengah 7?!!! Aishh… Dia selalu saja begini.” Aku langsung cepat bersiap-siap. Bisakah dia tanya dulu apa aku bisa atau tidak? Hhh…

***

Namsan Tower? Kenapa dia mengajakku kemari?

“Kenap…”

“Diam dan ikut saja.” Katanya lalu menarik tanganku.

***

Dia mengajakku ke kereta gantung. Pemandangan di sini benar-benar indah. Pemandangan kota Seoul di malam hari. Woaa… Aku tidak pernah melihat yang seperti ini.

“Hyunra-ya…” Panggilnya saat aku sedang asik mengagumi pemandangan kota Seoul.

“Hmm?”

“Apa aku boleh manyanyikan sebuah lagu untukmu?”

Deg… Deg… Deg…
Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Hyunseung mau menyanyikan lagu untukku?

“B… Boleh…” Aku hanya menjawab seperti itu dan masih mencoba mengontrol jantungku agar tidak melompat dari tempatnya.

“Baiklah…” Katanya dan… Tersenyum lagi. senyum yang aku sukai.

Nan niga jeil joha
Niga jeil yeppeo
Jinaganeun gotgot maeryeogi da heulleo
Niga jeil joha neo hanamyeon dwae
Gaseume saegyeodwo
Niga sesangeseo jeil sojunghae”

“Saranghaeyo…” Katanya mengakhiri lagunya. Apa aku tidak salah dengar? “Aku menyukaimu Hyunra. Sejak pertama kali kita bertemu. Dan aku baru berani mengungkapkannya sekarang. Tapi, kalau kau tidak menyukaimu, aku tidak akan memaksamu… Aku…”

“Na ddo…” Aku memotong kalimatnya.

“M… Mwo?”

“Na ddo saranghae Jang Hyun Seung…” Kataku sambil menaikkan bibirku membentuk seulas senyum. Dan dia langsung memelukku, membuat kereta ini sedikit goyang.

“W… Waa…”

“Ah, m… mianhae…”

“Gwenchana…” Kataku dan tersenyum.

Laki-laki di depanku ini, orang  yang aku cintai. Aku ingin bisa selalu bersamanya. Aku ingin terus berada di sampingnya. Selamanya…

___________________________________________________________________________

Summer

“You… The one I love…”

Aku sangat bahagia bersamanya. Dia selalu bisa membuatku tersenyum. Dia… Adalah orang yang sudah mengisi penuh ruang-ruang yang ada di hatiku.

Saat ini aku ada di backstage. Dan langsung menuju ruangan dimana member BEAST berada (Ini bahasa makin hari makin parah aja perasaan yaa? xD). Masuk ke tempat ini benar-benar tidak mudah. Banyak B2UTY, netizen, dan wartawan di luar sana. Dan kalau sampai mereka tahu ada seorang gadis yang masuk ke backstage dan make-up room-nya BEAST apalagi kalau mereka tahu gadis itu adalah yeojachingu salah satu member, bisa tamat aku.

“Annyeonghaseyo…” Aku menyapa semua orang yang ada di ruangan itu sambil membungkukkan badan.

“Hyunra?” Aku tersenyum ke arah Hyunseung.

“Waaa… Bagaimana kau bisa masuk ke sini? Kau tidak apa-apa kan? Wartawan tidak melihatmu kan? Bagaimana dengan para B2UTY dan netizen?” Berondong Hyunseung saat dia sudah ada tepat dihadapanku.

“YA! Pelan-pelan… Aku bingung mau menjawab yang mana.” Kataku sambil cemberut. “Tenang saja, mereka tidak melihatku. Dan aku bisa masuk ke sini berkat bantuan Joonkun Oppa… Kamsahamnida oppa…” Kataku pada Joonkun Oppa, manager BEAST.

“Waa… Hyung, gomawo…” Hyunseung. “Emm, Hyunra, sebentar yaa… Aku mau ganti baju dulu.” Aku mengangguk sebagai jawaban.

“Hyunra-ya, kau mau melihat penampilan kami?” Tanya Doojoon Oppa.

“Ne oppa… Boleh?”

“Tentu saja… Kau harus melihat penampilan namjamu ketika sedang live perform Hyunra-ya.” Yoseob Oppa melanjutkan.

“Huaaa… Aku cemburuuu…” Gikwang.

“M… Mwo? Cemburu?”

“YA! Gikwang-ie, berhenti bertingkah seperti anak kecil.” Junhyung. Aku hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Cuma Dongwoon Oppa yang aku lihat daritadi diam.

“YA! Dongwoon-ah, berhenti ber-selca…” HAH?!! Ternyata Dongwoon Oppa diam daritadi karena selca.

“Aishh… Kalian ribut sekali.” Tiba-tiba Hyunseung Oppa datang.

Tidak lama, terdengar suara Joonkun Oppa memanggil mereka untuk bersiap-siap.

“Nee…” Jawab mereka bersamaan.

“Hyunra-ya, kau menonton dari sini tidak apa-apa kan?”Tanya Hyunseung Oppa dan aku hanya mengangguk menjawab pertanyaannya. “Okee…” Lalu dia pergi bersama semua member BEAST.

Aku melihat perform mereka. Benar-benar berbeda. Apalagi Hyunseung Oppa. Hyunseung oppa yang keras kepala dan kadang-kadang membuat orang-orang di sekitarnya emosi, menjadi sangat berbeda di atas panggung. Tapi bagiku, mau Hyunseung Oppa di kehidupan sehari-hari atau Hyunseung Oppa di panggung, dia tetap Hyunseung Oppaku. The one I love…

___________________________________________________________________________

Autumn

“Hurt…”

Akhirnya semuanya tercium media. Berita kalau aku adalah yeojachingu Jang Hyun Seung. Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa tahu semua itu. Hhh… Hyunseung Oppa mengatakan tidak perlu khawatir. Dia akan menyelesaikan semua ini. ya, harusnya aku tidak perlu khawatir…

Drrt… Drrt… Drrt…

Hyunseung Oppa?!

“Yoboseyo?”

***

Kenapa Hyunseung Oppa memanggilku? Kenapa nada bicaranya seserius itu? Semoga tidak terjadi apa-apa. Aku berharap seperti itu karena perasaanku benar-benar tidak enak saat ini. Ya Tuhan, aku harap tidak terjadi apa-apa dan semuanya baik-baik saja.

***

12.00 AM

Aku tetap terjaga dari tidurku. Napasku sesak, dadaku nyeri, dan kepalaku pusing. Semuanya bercampur jadi satu. Sekarang aku sudah benar-benar kehilangan semuanya. Kebahagiaanku…

Kenapa? Kenapa aku harus jatuh cinta padanya kalau akhirnya dia malah menyakitiku seperti ini?

Semua kejadian tadi siang terulang lagi di kepalaku… Saat semuanya berakhir. Hubunganku dengannya…

“Oppa, annyeong…” Sapaku ketika aku melihat sosoknya yang duduk di samping jendela cafe.

“Hyunra, lebih baik kita putus saja…” DEG!

“Oppa, kau bercanda kan? Kenapa tiba-tiba kau…”

“Apa aku terlihat bercanda? Aku capek Hyunra. Sekarang semua orang sudah tahu hubungan kita. Dan aku tidak ingin para fans beralih sisi hanya karena KAU!!”

“Tapi… Kenapa? Bukankah oppa bilang akan menyelesaikan masalah ini?”

“Karena aku TIDAK PERNAH mencintaimu.” Katanya memberi penekanan pada kata TIDAK PERNAH. “Dan…”

PLAKKK!!!

Aku menampar keras pipinya sebelum dia melanjutkan kata-katanya. Hatiku benar-benar sakit sekarang. Kenapa dia begitu? Aku sudah mencintainya sepenuh hati, tapi ternyata dia hanya mempermainkanku… Aku benci dia…

Aku langsung pergi dari tempat itu sambil meneteskan air mata. Air mata pertama yang aku keluarkan karena perbuatannya.

Tangisku semakin hebat. Rasanya ini… Bahkan lebih sakit dari yang sebelumnya. Aku benci orang itu… Aku benci JANG HYUN SEUNG!!!

__________________________________________________________________________

Tangisku pecah lagi. Aku sudah berusaha mencoba untuk membencinya, melupakannya, dan menghilangkannya dari pikiranku. Tapi sulit sekali. Terlalu menyakitkan. Semuanya terlalu menyiksaku…

4 musim… 4 musim yang aku harapkan akan terus berlanjut sampai 4 musim selanjutnya dan selanjutnya malah berhenti sampai di sini. Dan memberikan luka membekas di sini…

END

___________________________________________________________________________

Huaaa… Buat Tam, ini FF bener-bener gaje dan aneh… 😥

Sebenernya ini bisa dibilang cuma prolog dari FF Tam selanjutnya. Tapi, Tam akan post FF selanjutnya kalau banyak respon dari FF ini. Di FF selanjutnya, bakal diceritain lebih jelas semuanya dan sedatail-detailnya… 😀 Jadi, comment yaa… 😀

Berikan saran kalian, kritik kalian, apa aja deh… Hahaha asal jangan nge-bash. Tam akan menerima dengan senang hati semua comment kalian.

Dan sekali lagi mian banget kalau bahasanya danjalan ceritanya ancur yaa… *bow 90 derajat*

Gomawo udah pada baca FF Tam… Sekali lagi, tinggalkan jejak yaa 😀

Annyeong…